HOME VIDEO EXCITEMENT
Platoon
Cast: Charlie Sheen, Tom Berenger
Director: Oliver Stone
Film perang legendaris paling dibicarakan. Perang sebagai perpanjangan politik negara menyentuh pula sisi subyektif manusianya. Film ini dibuat lewat perspektif subyektif Stone yang ikut perang Vietnam. Sebuah film yang bukan fantasi, bukan legenda, bukan metafor, bukan pesan, but simply a memory of what it seemed like at the time to him. Berkisah tentang Chris Taylor, volunteer di kecamuk perang Vietnam. Perang besar tidak hanya terjadi dengan pasukan lawan, tapi juga pasukan sendiri. Taylor terjebak dalam pertentangan nilai-nilai perang dengan hati nurani. Film ini memang film perang dengan perspektif anti perang yang kental. Film ini berhasil meraih 4 OSCAR®.
Teenage Dreamers
Gejolak kawula muda Hong Kong era 80-an, mengingatkan pada film-film Rano Karno dan Lidya Kandou di kurun yang sama. Sebuah komedi musikal tentang 4 gadis remaja yang belajar mengenal cinta dan seks. Dibintangi oleh Leslie Cheung dan Hsiu Lan Chou.
The Color Purple
Kisah Celie, wanita kulit hitam melawan nasib buruk akibat ayah dan suami yang kejam. Film drama pertama garapan Steven Spielberg. Didukung Whoopi Goldberg, Margareth Avery dan Oprah Winfrey yang berakting luar biasa. Sinematografinya menghasilkan sebuah wisata visual yang menyenangkan dan menyentuh.
So Close
Petualangan 3 wanita jagoan. Lynn dan Sue sepasang kakak beradik pembunuh bayaran dan Hong, seorang polisi yang difitnah. Mereka bahu membahu membalas dendam atas trauma masing-masing. Charlie's Angels wanna-be versi Asia yang lebih mengasyikkan dibanding aslinya, dengan gadis-gadis yang lebih seksi juga.
Analyze That
Mafioso Paul Vitty akan segera bebas dari penjara. Namun kebebasannya mengancam keberadaan keluarga mafia lainnya. Kembali dengan bantuan psikiaternya yang lugu dan canggung Dr Ben Sobel lewat petualangan yang lucu, Vitty berhasil mengatasi segala hambatan. Satu lagi sekuel yang gagal mengulang sukses pendahulunya.
Bangkok Dangerous
Cast: Pavarit Mongkolpisit, Premsinee Ratanasopha
Director: Oxide Pang, Danny Pang
Film noir menawan dari Pang Brothers (The Eye) tentang seorang pembunuh bayaran bisu-tuli yang mendapat first shot at love and a final chance at redemption. Film ini dengan gagah menyelami kedalaman dan kegelapan dunia kriminal bawah tanah Thailand. Tidak seperti kisah contract killer lain, film ini tidak berisi adegan pembunuhan glamour cliché a la John Woo dan imitatornya. Film ini justru menceritakan kesunyian Kong, pembunuh bayaran bisu tuli yang melepas gundahnya lewat laras pistol. Kong mendapat kesempatan bertobat saat bertemu Fon, seorang apoteker. Namun jalan lurus memang bukan jalan yang mudah.
Quiet American
Kemelut cinta segitiga antara pekerja American Aid, Alden Pyle (Brendan Fraser), koresponden London Times, Thomas Fowler (Michael Caine) dan Phuong (Hai Yen), seorang wanita cantik Vietnam. Sebuah kisah menawan tentang cinta, pengkhianatan, pembunuhan dan asal-usul Perang Vietnam. Michael Caine seperti biasa bermain cemerlang.
Pollock
Film tentang hidup dan karir pelukis Amerika, Jackson Pollock termasuk kisah cinta dengan istrinya yang juga seniman, Lee Krasner. Menampilkan pula proses kreatif dan karya menawan Jackson Pollock asli. Ed Harris melukis ulang perjalanan pelukis ulung berkarakter unik ini dengan mantap dan mengagumkan.
Once Upon A Time in America
Kisah epik sekelompok gangster Yahudi di Amerika. Sepasang sahabat sejak kecil yang melalui tahun-tahun keemasan dan memasuki dunia kejahatan bersama. Dalam sebuah reuni 35 tahun kemudian hal ini mengantarkan mereka pada kenyataan yang tragis. Tidak sesukses The Godfather Trilogy, tapi cukup menarik untk disimak.
WORTH WATCHING
Liburan telah tiba, waktunya untuk berkumpul bersama keluarga. These are my recommendation to spend some quality time together...
Vacation Series
Kisah liburan The Griswold's, keluarga menengah yang canggung dan kocak. Dimulai dari Summer Vacation (1983) berlanjut ke European Vacation (1985), Chrismast Vacation (1989), hingga Vegas Vacation (1997). Bencana timbul dalam liburan mereka, namun teratasi dengan kebersamaan. Duet asik Chevy Chase dan Beverly D'Angelo.
Taxi Series
Kerja sama unik supir taksi jago, Daniel Morales dan polisi lugu, Émilien Coutant-Kerbalec. Mereka bahu membahu menumpas kejahatan dengan kocak, tapi selalu diganggu Kepala Polisi sok tahu dan agak tolol, Commissaire Gibert. Ketiga seri film ini ditulis Luc Besson. Film Prancis memang cocok jadi alternatif film hiburan selain film Hollywood.
Dinotopia
Karl dan David terdampar di pulau tak bernama setelah kecelakaan pesawat yang menenggelamkan ayah mereka. Mereka menemukan pulau itu tak hanya dihuni manusia, namun juga dihuni dinosaurus. Karl dan David menemukan petualangan menarik, namun juga harus mencari jalan pulang. Cukup dipilih kalau akan banyak anak kecil yang hadir di acara keluarga Anda.
Wednesday, December 10, 2003
Nonton Yuk Nonton
KILL BILL: VOLUME 1
Cast: Uma Thurman, Lucy Liu, David Carradine
Director: Quentin Tarantino
Kegilaan selanjutnya sutradara jenius, Quentin Tarantino. Sebelumnya Tarantino sukses lewat Pulp Fiction dan Reservoir Dogs. Film terakhirnya Jacky Brown, beredar 6 tahun lalu. Kekerasan tampaknya obsesi berkelanjutan Tarantino. Kali ini, dia masih menonjolkan kekerasan dengan tuturan yang unik. Tentang The Bride, anggota utama Deadly Viper Assassination Squad yang memutuskan pensiun, memakai identitas baru dan menikah. Pada hari pernikahan, mantan kawan-kawan sekerja dan bosnya Bill, datang membunuhi semua tamu. Bill menembak The Bride di kepala. Setelah koma 4 tahun, The Bride terjaga dan bersumpah membalas dendam. Film dikemas dengan pendekatan narasi non-linear seperti Pulp Fiction, alurnya maju-mundur untuk membangun dan mengenalkan penonton karakter The Bride.
Quentin Tarantino is back in full throttle! This movie just keeps going for 90 minutes and doesn't stop. Kisahnya adalah destilasi dari jagad martial arts flicks. Lihatlah kostum Uma Thurman yang identik dengan Bruce Lee. Kill Bill adalah jahitan pengaruh-pengaruh. Mulai dari film samurai and kung fu, film gangster Asia, spaghetti westerns, komedi bahkan hingga anime Jepang. Tarantino mengemas film ini dalam eksotisme oriental dengan kemapanan oksidental. The violent scenes were bloody but were done very skillfully and beautiful too. Dalam film ini, kekerasan menjadi bagian integral plot, bak simfoni yang tak terasa mengganggu. Sinematografinya dinamis with heavy collections of different cinematic angles yang sangat menawan. Uma Thurman dan seluruh casts bermain cemerlang. Penataan musiknya pun tak boleh ketinggalan dipuji. Sebuah film yang mantap tapi muatan kekerasannya jelas bukan untuk semua orang.
Human Stain
Cast: Anthony Hopkins, Nicole Kidman
Director: Robert Benton
Inilah kolaborasi beberapa pemenang Oscar®. Robert Benton, sutradara handal yang 6 kali dinominasikan di ajang bergengsi itu. Benton memenangkan 2 Oscar® sebagai sutradara terbaik lewat Kramer Vs. Kramer (1979) dan skenario terbaik lewat Places in Their Heart (1984). Di akting, siapa tak kenal nama besar Anthony Hopkins, Nicole Kidman, Ed Harris dan Gary Sinise. Dari nama-nama besar ini tentu layak diharapkan film luar biasa.
Kisahnya cukup rumit. Coleman Silk, profesor kenamaan Athena College di New England. Karirnya hancur seketika karena salah ucap mengenai sesuatu berbau rasisme. Isu yang juga menyibak tirai rahasia yang ditutupinya selama 50 tahun, bahkan dari istri dan anaknya. Karir dan reputasinya hancur. Silk bangkit dinamis lagi setelah menjalin dua hubungan baru. Persahabatan dengan Nathan Zuckerman, seorang penulis dan skandal cinta dengan seorang janitor, Faunia Farely. Faunia pun memiliki trauma akibat bunuh diri suaminya, Lester Farely.
Memang layak berharap banyak dengan squad semacam ini. Namun sayang, yang nampak di layar hanya cukup untuk rekomendasi suam-suam kuku. Secara elementer setiap departemen memiliki keunggulan. Beberapa scenes sangat bagus jika berdiri sendiri. Namun sebagai sebuah film utuh ternyata tidak sehangat yang semestinya. Kelemahan paling menonjol adalah skenario yang tak kuat dan pengabaian akan detail. Salah satu akibatnya miscasting Anthony Hopkins. Seharusnya film ini layak menjadi kontestan penting Oscar® mendatang. Tak perlu terkejut jika ternyata tidak demikian. Namun pencapaian departemen akting jelas mampu mengaburkan lubang yang ada, sehingga film ini tetap jadi sesuatu yang menyentuh.
Cold Creek Manor
Cast: Dennis Quaid, Sharon Stone
Director: Mike Figgis
Cooper dan Leah Tilson pindah dari New York City ke sebuah rumah bernama Cold Creek Manor di pedesaan Bellingham. Rumah yang dulu besar dan elegan, kini tak terurus. Mereka merenovasi segalanya. Serangkaian insiden menakutkan mendorong Cooper menelusuri pemilik sebelumnya dan sejarah rumah tua itu.Agaknya wajar jika film ini digelari Cape Fear for dummies
Scary Movie 3
Cast: Anna Faris, Charlie Sheen
Director: David Zucker
Cindy Campbel kini seorang anchorwoman. Dia menyelidiki lingkaran panen misterius di ladang Tom Logan. Dalam penyelidikan,dia bertemu Orpheus yang mengatakan Cindy adalah "The One". Kali ini yang diparodikan mulai dari Signs, The Matrix, 8 Mile, Lord of The Rings hingga Bruce Almighty. Kendati awalnya parodi The Scream, ternyata film ini cukup awet dan sanggup berkembang dengan karakter baru.
Arisan
Cast: Cut Mini Theo, Tora Sudiro
Director: Nia Dinata
Inilah film Indonesia terbaik tahun ini. Persahabatan 3 orang yang sukses di usia awal 30-an, Meimei, Andien dan Sakti. Sekilas mereka tampak sebagai orang paling berhasil dan bahagian namun masing-masing ternyata menyimpan luka. Mereka berusaha menguburnya dalam sebuah arisan kelas atas. Namun semua justru menjadi semakin rumit. Arisan menjanjikan hiburan yang enak dilihat. Film ini berhasil mengemas dengan tepat seluruh kadar yang dibutuhkan untuk jadi sebuah film yang baik. Ditambah pula akting yang prima dari squad pemain, membuat kita bisa ikut bangga Indonesia bisa bikin film begini.
Looney Tunes Back In Action
Cast: Brendan Fraser, Jenna Elfman
Director: Joe Dante
Penat dengan perhatian untuk Bugs Bunny, Daffy Duck meningalkan Hollywood. Dia bergabung dengan Bobby Delmont, stuntman yang baru dipecat. Mereka memulai petualangan keliling dunia untuk menemukan intan biru ayah Bobby yang hilang. Ternyata Bugs Bunny dan Kate Houghton mengejar mereka. Melanjutkan kisah sukses, Who Framed Roger Rabbit (1988) bukannya mudah. Space Jam (1996) terbukti gagal. Semoga tak bernasib sama.
Equilibrium
Cast: Christian Bale, Emily Watson
Director: Kurt Wimmer
Dunia masa depan, perasaan dilarang dan seni menjadi barang haram. John Preston adalah aparat yang bertugas menjamin itu. Ketika dia lupa meminum Prozium, obat kebal rasa, dia menjadi kunci penghancur sistem totalitarian itu. Tema menarik a la distopia yang muncul dalam novel Orwell atau film Fitz Lang. This film is surprisingly good and the fight scenes are technically impressive.
Darkness Falls
Cast: Chaney Kley, Emma Caulfield
Director: Jonathan Liebesman
Kyle Walsh kembali untuk membasmi musuhnya masa lalu. Ia kembali untuk menyelamatkan kekasihnya, Caitlin Green dan adiknya Michael dari ancaman hantu yang menyamar menjadi peri gigi. Hantu itu gentayangan di Darkness Falls selama 150 tahun. Beberapa film horor memang tak mampu lepas dari scene-scene klise. Agaknya pembuat film horor tak peduli itu. Jangan heran kalau banyak yang berlalu datar saja.
Biarkan Bintang Menari
Cast: Ladya Cheryl, Ariyo Wahab
Director: Indra Yudistira Ramadhan
Drama musikal remaja dimana lagu dan nomor tarian dibalut sangat pop. Berkisah tentang Grey dan Neyna sahabat kecil yang terpisah selama 9 tahun. Namun ternyata Grey sudah berubah dan Neyna melihat kehancuran mimpi-mimpinya. Kalau mau nonton ini sebaiknya nonton lah sebelum nonton Arisan, nanti bisa kecewa lagi dengan film nasional. Memang seperti Andai Ia Tahu (2002), produksi sebelumnya, unsur pop yang dekat dengan keseharian anak muda tetap mendominasi alur skenario. Namun terjadi kelemahan dimana-mana, bahkan masalah teknis sekalipun. Sebenarnya skenarionya cukup kuat, tapi gak didukung aspek penyutradaraan. Menyutradarai itu emang sulit makanya gw gak berani sampai sekarang.
KILL BILL: VOLUME 1
Cast: Uma Thurman, Lucy Liu, David Carradine
Director: Quentin Tarantino
Kegilaan selanjutnya sutradara jenius, Quentin Tarantino. Sebelumnya Tarantino sukses lewat Pulp Fiction dan Reservoir Dogs. Film terakhirnya Jacky Brown, beredar 6 tahun lalu. Kekerasan tampaknya obsesi berkelanjutan Tarantino. Kali ini, dia masih menonjolkan kekerasan dengan tuturan yang unik. Tentang The Bride, anggota utama Deadly Viper Assassination Squad yang memutuskan pensiun, memakai identitas baru dan menikah. Pada hari pernikahan, mantan kawan-kawan sekerja dan bosnya Bill, datang membunuhi semua tamu. Bill menembak The Bride di kepala. Setelah koma 4 tahun, The Bride terjaga dan bersumpah membalas dendam. Film dikemas dengan pendekatan narasi non-linear seperti Pulp Fiction, alurnya maju-mundur untuk membangun dan mengenalkan penonton karakter The Bride.
Quentin Tarantino is back in full throttle! This movie just keeps going for 90 minutes and doesn't stop. Kisahnya adalah destilasi dari jagad martial arts flicks. Lihatlah kostum Uma Thurman yang identik dengan Bruce Lee. Kill Bill adalah jahitan pengaruh-pengaruh. Mulai dari film samurai and kung fu, film gangster Asia, spaghetti westerns, komedi bahkan hingga anime Jepang. Tarantino mengemas film ini dalam eksotisme oriental dengan kemapanan oksidental. The violent scenes were bloody but were done very skillfully and beautiful too. Dalam film ini, kekerasan menjadi bagian integral plot, bak simfoni yang tak terasa mengganggu. Sinematografinya dinamis with heavy collections of different cinematic angles yang sangat menawan. Uma Thurman dan seluruh casts bermain cemerlang. Penataan musiknya pun tak boleh ketinggalan dipuji. Sebuah film yang mantap tapi muatan kekerasannya jelas bukan untuk semua orang.
Human Stain
Cast: Anthony Hopkins, Nicole Kidman
Director: Robert Benton
Inilah kolaborasi beberapa pemenang Oscar®. Robert Benton, sutradara handal yang 6 kali dinominasikan di ajang bergengsi itu. Benton memenangkan 2 Oscar® sebagai sutradara terbaik lewat Kramer Vs. Kramer (1979) dan skenario terbaik lewat Places in Their Heart (1984). Di akting, siapa tak kenal nama besar Anthony Hopkins, Nicole Kidman, Ed Harris dan Gary Sinise. Dari nama-nama besar ini tentu layak diharapkan film luar biasa.
Kisahnya cukup rumit. Coleman Silk, profesor kenamaan Athena College di New England. Karirnya hancur seketika karena salah ucap mengenai sesuatu berbau rasisme. Isu yang juga menyibak tirai rahasia yang ditutupinya selama 50 tahun, bahkan dari istri dan anaknya. Karir dan reputasinya hancur. Silk bangkit dinamis lagi setelah menjalin dua hubungan baru. Persahabatan dengan Nathan Zuckerman, seorang penulis dan skandal cinta dengan seorang janitor, Faunia Farely. Faunia pun memiliki trauma akibat bunuh diri suaminya, Lester Farely.
Memang layak berharap banyak dengan squad semacam ini. Namun sayang, yang nampak di layar hanya cukup untuk rekomendasi suam-suam kuku. Secara elementer setiap departemen memiliki keunggulan. Beberapa scenes sangat bagus jika berdiri sendiri. Namun sebagai sebuah film utuh ternyata tidak sehangat yang semestinya. Kelemahan paling menonjol adalah skenario yang tak kuat dan pengabaian akan detail. Salah satu akibatnya miscasting Anthony Hopkins. Seharusnya film ini layak menjadi kontestan penting Oscar® mendatang. Tak perlu terkejut jika ternyata tidak demikian. Namun pencapaian departemen akting jelas mampu mengaburkan lubang yang ada, sehingga film ini tetap jadi sesuatu yang menyentuh.
Cold Creek Manor
Cast: Dennis Quaid, Sharon Stone
Director: Mike Figgis
Cooper dan Leah Tilson pindah dari New York City ke sebuah rumah bernama Cold Creek Manor di pedesaan Bellingham. Rumah yang dulu besar dan elegan, kini tak terurus. Mereka merenovasi segalanya. Serangkaian insiden menakutkan mendorong Cooper menelusuri pemilik sebelumnya dan sejarah rumah tua itu.Agaknya wajar jika film ini digelari Cape Fear for dummies
Scary Movie 3
Cast: Anna Faris, Charlie Sheen
Director: David Zucker
Cindy Campbel kini seorang anchorwoman. Dia menyelidiki lingkaran panen misterius di ladang Tom Logan. Dalam penyelidikan,dia bertemu Orpheus yang mengatakan Cindy adalah "The One". Kali ini yang diparodikan mulai dari Signs, The Matrix, 8 Mile, Lord of The Rings hingga Bruce Almighty. Kendati awalnya parodi The Scream, ternyata film ini cukup awet dan sanggup berkembang dengan karakter baru.
Arisan
Cast: Cut Mini Theo, Tora Sudiro
Director: Nia Dinata
Inilah film Indonesia terbaik tahun ini. Persahabatan 3 orang yang sukses di usia awal 30-an, Meimei, Andien dan Sakti. Sekilas mereka tampak sebagai orang paling berhasil dan bahagian namun masing-masing ternyata menyimpan luka. Mereka berusaha menguburnya dalam sebuah arisan kelas atas. Namun semua justru menjadi semakin rumit. Arisan menjanjikan hiburan yang enak dilihat. Film ini berhasil mengemas dengan tepat seluruh kadar yang dibutuhkan untuk jadi sebuah film yang baik. Ditambah pula akting yang prima dari squad pemain, membuat kita bisa ikut bangga Indonesia bisa bikin film begini.
Looney Tunes Back In Action
Cast: Brendan Fraser, Jenna Elfman
Director: Joe Dante
Penat dengan perhatian untuk Bugs Bunny, Daffy Duck meningalkan Hollywood. Dia bergabung dengan Bobby Delmont, stuntman yang baru dipecat. Mereka memulai petualangan keliling dunia untuk menemukan intan biru ayah Bobby yang hilang. Ternyata Bugs Bunny dan Kate Houghton mengejar mereka. Melanjutkan kisah sukses, Who Framed Roger Rabbit (1988) bukannya mudah. Space Jam (1996) terbukti gagal. Semoga tak bernasib sama.
Equilibrium
Cast: Christian Bale, Emily Watson
Director: Kurt Wimmer
Dunia masa depan, perasaan dilarang dan seni menjadi barang haram. John Preston adalah aparat yang bertugas menjamin itu. Ketika dia lupa meminum Prozium, obat kebal rasa, dia menjadi kunci penghancur sistem totalitarian itu. Tema menarik a la distopia yang muncul dalam novel Orwell atau film Fitz Lang. This film is surprisingly good and the fight scenes are technically impressive.
Darkness Falls
Cast: Chaney Kley, Emma Caulfield
Director: Jonathan Liebesman
Kyle Walsh kembali untuk membasmi musuhnya masa lalu. Ia kembali untuk menyelamatkan kekasihnya, Caitlin Green dan adiknya Michael dari ancaman hantu yang menyamar menjadi peri gigi. Hantu itu gentayangan di Darkness Falls selama 150 tahun. Beberapa film horor memang tak mampu lepas dari scene-scene klise. Agaknya pembuat film horor tak peduli itu. Jangan heran kalau banyak yang berlalu datar saja.
Biarkan Bintang Menari
Cast: Ladya Cheryl, Ariyo Wahab
Director: Indra Yudistira Ramadhan
Drama musikal remaja dimana lagu dan nomor tarian dibalut sangat pop. Berkisah tentang Grey dan Neyna sahabat kecil yang terpisah selama 9 tahun. Namun ternyata Grey sudah berubah dan Neyna melihat kehancuran mimpi-mimpinya. Kalau mau nonton ini sebaiknya nonton lah sebelum nonton Arisan, nanti bisa kecewa lagi dengan film nasional. Memang seperti Andai Ia Tahu (2002), produksi sebelumnya, unsur pop yang dekat dengan keseharian anak muda tetap mendominasi alur skenario. Namun terjadi kelemahan dimana-mana, bahkan masalah teknis sekalipun. Sebenarnya skenarionya cukup kuat, tapi gak didukung aspek penyutradaraan. Menyutradarai itu emang sulit makanya gw gak berani sampai sekarang.
Rak Buku Gw
The Complete Ferrari
Roger Hicks and Keith Bluemel, Greenwich
Siapa tak kenal Ferrari. Lebih dari 50 tahun, Ferrari sinonim dengan frasa mobil sangat cepat dan sangat indah. Ferrari termasuk menjadi salah satu rujukan keindahan yang bisa ditemui di muka bumi. Masyur karena turn of speed-nya dan terkenal karena kecantikannya yang mencengangkan.Buku ini menelusuri mulai periode awal Ferrari di jalur balap hingga perkembangan mutakhir mesin berkecepatan diatas 200 mph ini.
Banyak hal yang layak disimak tentang Ferrari ketimbang hanya sebuah mobil luar biasa. Buku ini pun sebuah cerita sukses Enzo Anselmo Ferrari yang di usia 47 tahun - ketika sebagian orang memilih pensiun - justru sedang sangat energik melakukan penciptaan di bidang permobilan. Terbukti Ferrari menjadi penemu mutlak Scuderia Ferrari tahap awal. Namanya pun diabadikan pada karyanya.
Ratusan gambar Ferrari dengan beragam jenis hingga yang jarang dan yang unik dimuat dibuku ini, sehingga buku ini tidak membosankan dibaca dan dilihat berjam-jam. Lewat buku ini bisa ditandai berbagai detail yang layak dipahami dan berbagai modifikasi yang layak dicoba. Hampir seluruh buku ini dipertontonkan keindahan berbagai Ferrari chassis clad karya karoseri-karoseri terkenal seperti Touring, Ghia, Vignale, Boano, Scaglietti, dan tentu saja Pininfarina yang paling terkenal. The Complete Ferrari menghadirkan sebuah pameran diatas kertas yang menawan dari sebuah brand paling prestisius di bidang otomotif.
Blood of Victory
Alan Furst, Random House
Musim gugur 1940, jurnalis imigran Russia, I.A. Serebin direkrut di Istanbul menjadi agen Inggris. Misinya operasi clandestine menghentikan impor Romanian oil oleh Jerman.Upaya terakhir membendung nafsu serakah Hitler. Densely atmospheric and genuinely romantic. Mengingatkan film Hollywood 1940-an saat pilihan moral tidak tergradasi hitam-putih, tapi dalam bayang kabut kelabu.
Keluarga Gila
Hudan Hidayat, CWI
Kumpulan cerpen yang menguliti perihal seks. Hudan menelisik dan mengeksplorasi kekayaan maknanya. Hudan menolak seks dikurung sebagai praktika individu dibalik selimut. Seks yang menjadi luhur, sakral, konservatif tapi memberi keabsahan pada kemunafikan dan manipulasi. Hudan berhasil memperalat kata yang digunakan, sehingga kadang-kadang hadir ledakan yang dikemasnya dengan piawai.
Merdeka Square
Kerry B. Collison, Sid Harta
Murray Stephenson, pegawai Kedutaan Australia di Jakarta tahun 1965. Ia terjebak kemelut politik yang berujung pada kejatuhan Sukarno. Murray melukiskan masa-masa krisis mengerikan yang mengubah jalan kebangsaan itu, berikut dukanya akan Ade Irma Suryani. Collison mengeksplorasi dunia bayang-bayang yang eksotik, mencampur data tak terbantah dengan fiksi yang menarik.
Don't Sweat The Small Stuff for Men
Richard Carlson, Gramedia
Berisi tulisan sederhana namun ampuh untuk menolong pria agar dapat lebih santai, bahagia, lebih puas dan menikmati hidup. Sebuah kunci menuju kesuksesan hidup, karir dan bisnis, berkat tidak mencemaskan hal-hal kecil. Buku bermanfaat dengan kemasan dan lay out menarik. Sayang terlalu banyak teks, sehingga tampak menggurui dan tidak cepat ditamatkan.
The Complete Ferrari
Roger Hicks and Keith Bluemel, Greenwich
Siapa tak kenal Ferrari. Lebih dari 50 tahun, Ferrari sinonim dengan frasa mobil sangat cepat dan sangat indah. Ferrari termasuk menjadi salah satu rujukan keindahan yang bisa ditemui di muka bumi. Masyur karena turn of speed-nya dan terkenal karena kecantikannya yang mencengangkan.Buku ini menelusuri mulai periode awal Ferrari di jalur balap hingga perkembangan mutakhir mesin berkecepatan diatas 200 mph ini.
Banyak hal yang layak disimak tentang Ferrari ketimbang hanya sebuah mobil luar biasa. Buku ini pun sebuah cerita sukses Enzo Anselmo Ferrari yang di usia 47 tahun - ketika sebagian orang memilih pensiun - justru sedang sangat energik melakukan penciptaan di bidang permobilan. Terbukti Ferrari menjadi penemu mutlak Scuderia Ferrari tahap awal. Namanya pun diabadikan pada karyanya.
Ratusan gambar Ferrari dengan beragam jenis hingga yang jarang dan yang unik dimuat dibuku ini, sehingga buku ini tidak membosankan dibaca dan dilihat berjam-jam. Lewat buku ini bisa ditandai berbagai detail yang layak dipahami dan berbagai modifikasi yang layak dicoba. Hampir seluruh buku ini dipertontonkan keindahan berbagai Ferrari chassis clad karya karoseri-karoseri terkenal seperti Touring, Ghia, Vignale, Boano, Scaglietti, dan tentu saja Pininfarina yang paling terkenal. The Complete Ferrari menghadirkan sebuah pameran diatas kertas yang menawan dari sebuah brand paling prestisius di bidang otomotif.
Blood of Victory
Alan Furst, Random House
Musim gugur 1940, jurnalis imigran Russia, I.A. Serebin direkrut di Istanbul menjadi agen Inggris. Misinya operasi clandestine menghentikan impor Romanian oil oleh Jerman.Upaya terakhir membendung nafsu serakah Hitler. Densely atmospheric and genuinely romantic. Mengingatkan film Hollywood 1940-an saat pilihan moral tidak tergradasi hitam-putih, tapi dalam bayang kabut kelabu.
Keluarga Gila
Hudan Hidayat, CWI
Kumpulan cerpen yang menguliti perihal seks. Hudan menelisik dan mengeksplorasi kekayaan maknanya. Hudan menolak seks dikurung sebagai praktika individu dibalik selimut. Seks yang menjadi luhur, sakral, konservatif tapi memberi keabsahan pada kemunafikan dan manipulasi. Hudan berhasil memperalat kata yang digunakan, sehingga kadang-kadang hadir ledakan yang dikemasnya dengan piawai.
Merdeka Square
Kerry B. Collison, Sid Harta
Murray Stephenson, pegawai Kedutaan Australia di Jakarta tahun 1965. Ia terjebak kemelut politik yang berujung pada kejatuhan Sukarno. Murray melukiskan masa-masa krisis mengerikan yang mengubah jalan kebangsaan itu, berikut dukanya akan Ade Irma Suryani. Collison mengeksplorasi dunia bayang-bayang yang eksotik, mencampur data tak terbantah dengan fiksi yang menarik.
Don't Sweat The Small Stuff for Men
Richard Carlson, Gramedia
Berisi tulisan sederhana namun ampuh untuk menolong pria agar dapat lebih santai, bahagia, lebih puas dan menikmati hidup. Sebuah kunci menuju kesuksesan hidup, karir dan bisnis, berkat tidak mencemaskan hal-hal kecil. Buku bermanfaat dengan kemasan dan lay out menarik. Sayang terlalu banyak teks, sehingga tampak menggurui dan tidak cepat ditamatkan.
THE MATRIX
Banyak yang merasa kecewa dengan The Matrix Revolutions. Banyak yang mencari jawaban tapi merasa tidak ketemu di babak final petualangan Neo itu. Gw sendiri sebagai bagian dari segelintir orang yang menyaksikan edisi final ini pada world premierenya yang diputar serentak di seluruh dunia ternyata merasa berbeda. Btw, gw diwawancarai Liputan 6 SCTV lho, disuruh ngasih komentar soal film ini hehehehe...
Kenapa harus mencari jawaban sih? Kalo gw gak kecewa sama sekali dengan babak final trilogi Matrix ini, karena memang sudah begitu lah seharusnya. Sebenarnya sejak awal kan Wachowski sudah mati-matian mengajak kita untuk 'thinking outside the box' dalam menonton film ini, jadi gak usah heran kalo akhirnya begitu. Bahkan bagian ketiga ini mengisyaratkan petualangan energi yang makin masuk ke maqom yang lebih tinggi, dimana pertempuran-pertempuran batiniah mencapai puncaknya dan bahwa musuh bebuyutan selama ini adalah diri kita sendiri. Pertarungan puncak antara kedua sisi diri itu akan memakan kedua sisi itu, untuk lantas memasuki maqam yang kekal, dimana matahari bersinar cerah dan terang benderang, tanpa permusuhan karena tidak ada lagi sisi kontradiktif. Karena sudah tercapai kekekalan. Nonton film ini seperti baca babak akhir Mahabharata. Dari awal gw juga udah yakin bahwa film ini adalah tafsir bible buat era teknologis, sampai film ini mencapai akhir, ternyata gw meyakini itu benar.
Banyak yang merasa kecewa dengan The Matrix Revolutions. Banyak yang mencari jawaban tapi merasa tidak ketemu di babak final petualangan Neo itu. Gw sendiri sebagai bagian dari segelintir orang yang menyaksikan edisi final ini pada world premierenya yang diputar serentak di seluruh dunia ternyata merasa berbeda. Btw, gw diwawancarai Liputan 6 SCTV lho, disuruh ngasih komentar soal film ini hehehehe...
Kenapa harus mencari jawaban sih? Kalo gw gak kecewa sama sekali dengan babak final trilogi Matrix ini, karena memang sudah begitu lah seharusnya. Sebenarnya sejak awal kan Wachowski sudah mati-matian mengajak kita untuk 'thinking outside the box' dalam menonton film ini, jadi gak usah heran kalo akhirnya begitu. Bahkan bagian ketiga ini mengisyaratkan petualangan energi yang makin masuk ke maqom yang lebih tinggi, dimana pertempuran-pertempuran batiniah mencapai puncaknya dan bahwa musuh bebuyutan selama ini adalah diri kita sendiri. Pertarungan puncak antara kedua sisi diri itu akan memakan kedua sisi itu, untuk lantas memasuki maqam yang kekal, dimana matahari bersinar cerah dan terang benderang, tanpa permusuhan karena tidak ada lagi sisi kontradiktif. Karena sudah tercapai kekekalan. Nonton film ini seperti baca babak akhir Mahabharata. Dari awal gw juga udah yakin bahwa film ini adalah tafsir bible buat era teknologis, sampai film ini mencapai akhir, ternyata gw meyakini itu benar.
Friday, October 31, 2003
Nonton yuk Nonton
The Rundown
Cast: The Rock, Seann William Scott,
Director: Peter Berg
Aksi laga komedi bergaya old school yang menawan meski jauh dari riuh rendah special effect. In this movie, the screen isn't polluted by excessive razzle dazzle. Namun ternyata, bukan kekurangan film ini. Peter Berg yang pernah menggarap serial TV Chicago Hope dan film Very Bad Thing, tampak leluasa mengarahkan dan mencapai keunggulan lewat jalan lain.
Kisah Beck (The Rock), bounty hunter sopan yang berusaha menjauhi keributan dan senjata. Beck bercita-cita membuka restoran, untuk itu dia harus menyelesaikan final mission, menjemput Travis, bocah kaya yang mencari harta karun di (He)El Dorado, pedalaman Amazon. Kota yang dikuasai Hatcher (Christopher Walken), tengkulak tiran yang mempraktekkan perbudakan di tambang emas. Menjemput Travis ternyata tidak mudah. Selain bermasalah, Travis ternyata keras kepala. Upayanya dibantu Marianna (Rosario Dawson - MIB 2, 25th Hour), pemberontak cantik.
Kekuatan utamanya, cerita seru dengan plot mengalir cepat dan akting menawan. Ditambah bumbu komedi yang segar dan tak ketinggalan lokasi dan sinematografi yang indah. Plotnya sepintas mengingatkan Midnight Run (1988) dengan bumbu Indiana Jones (1981).
Kendati masih jagoan, Stallone dan Schwazenegger mau tak mau beranjak tua, kita kehilangan idola yang mampu menjadi icon mantap bagi citra sinema aksi. Beberapa aktor muda belum mampu menggeser kedudukan superheroes yang naik tahta sekitar 80'an itu. Figur muda yang menonjol adalah Vin Diesel (XXX, Fast and Furious). Agaknya kini Diesel harus berhati-hati, because the Rock appears ready to roll. Lewat film ini, The Rock menunjukkan kematangan akting yang mencuri perhatian kamera. Kemunculan Arnold Schwazenegger sebagai cameo yang mengatakan, "Have a good time". Semakin meyakinkan bahwa Arnold siap turun tahta dan digantikan The Rock. Sayang di film ini The Rock hanya dimbangi Dawson, sementara Walken dan Scott menampilkan karakter stereotype.
28 Days Later
Cast: Cillian Murphy, Naomie Harris
Director: Danny Boyle
Sutradara Trainspotting ini kembali menggandeng penulis Alex Garland (The Beach). Mark (Noah Huntley) terjaga dari koma 28 hari sesudah virus ganas menyerang Inggris, membuat manusia menjadi buas dan saling memangsa. Namun ternyata beberapa survivor tak kalah buasnya. Film mengagumkan dengan sinematografi menawan. Metafor dan plot kontras yang dibangun cukup penting direnungkan.
Bintang 5
Identity
Cast: John Cusack, Amanda Peet
Director: James Mangold
Hujan badai dan kecelakaan beruntun menjebak 10 orang dalam motel di daerah terpencil. Keanehan muncul dan dalam hitungan mundur, mereka terbunuh satu persatu. Perlahan-lahan mereka meyakini bahwa mereka dikumpulkan sesuatu beyond human. Sebuah thriller klasik ala Psycho. Plotnya dikemas menarik dan unik. Ditutup dengan gaya Hitchcock yang legendaris.
Fanfan La Tulipe
Cast: Vincent Perez, Penélope Cruz
Director: Gérard Krawczyx
Remake ke-4 film bertajuk sama (1907, 1926 dan 1952). Luc Besson yang legendaris menulis ulang kisahnya. Di era Louis XV, Fanfan serdadu naif diramal menikahi putri raja. Fanfan menghadapi petualangan yang tak mudah dalam mencapai takdirnya. Tampil di Cannes tak menjamin film ini luar biasa, terbukti sambutannya dingin saja. Penampilan Penélope Cruz cukup mengganggu dengan aksennya yang aneh seperti biasa.
THE MAGDALENE SISTER
Cast: Geraldine McEwan, Ann-Marie Duff, Nora-Jane Noone
Director: Peter Mullan
Di daerah pedesaan Irlandia tahun 1964, empat wanita muda dihukum oleh gereja dan keluarga mereka dengan tidak manusiawi. Mereka harus hidup di Magdalene Asylum untuk bekerja keras selama 364 hari dalam setahun, tanpa dibayar, kelaparan dan tereksploitasi. Peter Mullan sebelumnya membintangi Braveheart dan Trainspotting. Ia memperoleh Palm d'Or di Cannes 1998, untuk perannya di film My Name is Joe yang disutradarai oleh Ken Loach.
Film yang diangkat dari kisah nyata ini begitu kuat dan mencekam. Sebuah bukti bagaimana sebuah keyakinan yang fundamentalis sering melakukan marginalisasi dan kebrutalan. Mullan berhasil menunjukkan kenyataan yang tak banyak disadari selama ini. Wajar saja kalau ia dinobatkan sebagai Golden Lion Winner di Venice Film Festival 2002 dan Discovery Award di Toronto Film Festival 2002.
11'09''01 - September 11
Cast: Ernest Borgnine, Emmanuelle Laborit, Maryam Karimi
Directors: Ken Loach, Claude Lelouch, Dans Tanovic, Sean Penn, Amos Gitai, Shohei Imamura, Samira Makhmalbaf, Youssef Chahine, Idrissa Ouedraogo, Mira Nair, Alejandro Gonzales Inarritu
Kumpulan 11 film pendek tentang Serangan 11 September di WTC New York. Tiap sutradara diberikan kebebasan dalam membuat film sepanjang 9 menit, 11 detik dan 1 frame. Karya sutradara terkemuka dunia yang merupakan reaksi atas terjadinya serangan 11 September itu. Film ini meraih FIPRESCI Award for Best Short Film untuk Ken Loach di Venice Film Festival 2002, UNESCO Award Venice Film Festival 2002. Setelah beberapa tragedi bom yang menimpa bangsa kita. Sepertinya film ini layak ditonton. Sekadar untuk menunjukkan ada perspektif lain yang bisa dilihat dalam sebuah tragedi.
Mies vailla Menneisyyttä
Cast: Markku Peltola, Kati Outinen, Juhani Niemelä
Director: Aki Kaurismaki
Bagian kedua trilogi "Finland" karya Aki Kaurismäki.Kisahnya tentang seorang pria yang baru tiba di Helsinki, dirampok dan dipukuli tiga orang tak dikenal. Di rumah sakit, dia sadar ingatannya hilang dan dokumen-dokumennya dicuri. Tanpa uang dan sendirian, orang-orang membantunya mencari tempat tinggal. Ia bertemu Irma dan membentuk sebuah band. Dengan berlalunya waktu, ia ingat kalau ia telah menikah. Aki Kaurismäki mengawali karir sebagai kritikus film. Di tahun 1983, ia menyutradarai Crime and Punishment. Mulai dikenal dunia dengan filmnya I Hired a Contract Killer. Aduh kapan gw bisa kayak gini??? Film yang judulnya berarti Lelaki Tanpa Masa Lalu ini adalah sebuah film yang sederhana. Kisahnya diceritakan dengan santai. Memang ada plot, tapi film ini sama sekali tidak plot-centric.
The Rundown
Cast: The Rock, Seann William Scott,
Director: Peter Berg
Aksi laga komedi bergaya old school yang menawan meski jauh dari riuh rendah special effect. In this movie, the screen isn't polluted by excessive razzle dazzle. Namun ternyata, bukan kekurangan film ini. Peter Berg yang pernah menggarap serial TV Chicago Hope dan film Very Bad Thing, tampak leluasa mengarahkan dan mencapai keunggulan lewat jalan lain.
Kisah Beck (The Rock), bounty hunter sopan yang berusaha menjauhi keributan dan senjata. Beck bercita-cita membuka restoran, untuk itu dia harus menyelesaikan final mission, menjemput Travis, bocah kaya yang mencari harta karun di (He)El Dorado, pedalaman Amazon. Kota yang dikuasai Hatcher (Christopher Walken), tengkulak tiran yang mempraktekkan perbudakan di tambang emas. Menjemput Travis ternyata tidak mudah. Selain bermasalah, Travis ternyata keras kepala. Upayanya dibantu Marianna (Rosario Dawson - MIB 2, 25th Hour), pemberontak cantik.
Kekuatan utamanya, cerita seru dengan plot mengalir cepat dan akting menawan. Ditambah bumbu komedi yang segar dan tak ketinggalan lokasi dan sinematografi yang indah. Plotnya sepintas mengingatkan Midnight Run (1988) dengan bumbu Indiana Jones (1981).
Kendati masih jagoan, Stallone dan Schwazenegger mau tak mau beranjak tua, kita kehilangan idola yang mampu menjadi icon mantap bagi citra sinema aksi. Beberapa aktor muda belum mampu menggeser kedudukan superheroes yang naik tahta sekitar 80'an itu. Figur muda yang menonjol adalah Vin Diesel (XXX, Fast and Furious). Agaknya kini Diesel harus berhati-hati, because the Rock appears ready to roll. Lewat film ini, The Rock menunjukkan kematangan akting yang mencuri perhatian kamera. Kemunculan Arnold Schwazenegger sebagai cameo yang mengatakan, "Have a good time". Semakin meyakinkan bahwa Arnold siap turun tahta dan digantikan The Rock. Sayang di film ini The Rock hanya dimbangi Dawson, sementara Walken dan Scott menampilkan karakter stereotype.
28 Days Later
Cast: Cillian Murphy, Naomie Harris
Director: Danny Boyle
Sutradara Trainspotting ini kembali menggandeng penulis Alex Garland (The Beach). Mark (Noah Huntley) terjaga dari koma 28 hari sesudah virus ganas menyerang Inggris, membuat manusia menjadi buas dan saling memangsa. Namun ternyata beberapa survivor tak kalah buasnya. Film mengagumkan dengan sinematografi menawan. Metafor dan plot kontras yang dibangun cukup penting direnungkan.
Bintang 5
Identity
Cast: John Cusack, Amanda Peet
Director: James Mangold
Hujan badai dan kecelakaan beruntun menjebak 10 orang dalam motel di daerah terpencil. Keanehan muncul dan dalam hitungan mundur, mereka terbunuh satu persatu. Perlahan-lahan mereka meyakini bahwa mereka dikumpulkan sesuatu beyond human. Sebuah thriller klasik ala Psycho. Plotnya dikemas menarik dan unik. Ditutup dengan gaya Hitchcock yang legendaris.
Fanfan La Tulipe
Cast: Vincent Perez, Penélope Cruz
Director: Gérard Krawczyx
Remake ke-4 film bertajuk sama (1907, 1926 dan 1952). Luc Besson yang legendaris menulis ulang kisahnya. Di era Louis XV, Fanfan serdadu naif diramal menikahi putri raja. Fanfan menghadapi petualangan yang tak mudah dalam mencapai takdirnya. Tampil di Cannes tak menjamin film ini luar biasa, terbukti sambutannya dingin saja. Penampilan Penélope Cruz cukup mengganggu dengan aksennya yang aneh seperti biasa.
THE MAGDALENE SISTER
Cast: Geraldine McEwan, Ann-Marie Duff, Nora-Jane Noone
Director: Peter Mullan
Di daerah pedesaan Irlandia tahun 1964, empat wanita muda dihukum oleh gereja dan keluarga mereka dengan tidak manusiawi. Mereka harus hidup di Magdalene Asylum untuk bekerja keras selama 364 hari dalam setahun, tanpa dibayar, kelaparan dan tereksploitasi. Peter Mullan sebelumnya membintangi Braveheart dan Trainspotting. Ia memperoleh Palm d'Or di Cannes 1998, untuk perannya di film My Name is Joe yang disutradarai oleh Ken Loach.
Film yang diangkat dari kisah nyata ini begitu kuat dan mencekam. Sebuah bukti bagaimana sebuah keyakinan yang fundamentalis sering melakukan marginalisasi dan kebrutalan. Mullan berhasil menunjukkan kenyataan yang tak banyak disadari selama ini. Wajar saja kalau ia dinobatkan sebagai Golden Lion Winner di Venice Film Festival 2002 dan Discovery Award di Toronto Film Festival 2002.
11'09''01 - September 11
Cast: Ernest Borgnine, Emmanuelle Laborit, Maryam Karimi
Directors: Ken Loach, Claude Lelouch, Dans Tanovic, Sean Penn, Amos Gitai, Shohei Imamura, Samira Makhmalbaf, Youssef Chahine, Idrissa Ouedraogo, Mira Nair, Alejandro Gonzales Inarritu
Kumpulan 11 film pendek tentang Serangan 11 September di WTC New York. Tiap sutradara diberikan kebebasan dalam membuat film sepanjang 9 menit, 11 detik dan 1 frame. Karya sutradara terkemuka dunia yang merupakan reaksi atas terjadinya serangan 11 September itu. Film ini meraih FIPRESCI Award for Best Short Film untuk Ken Loach di Venice Film Festival 2002, UNESCO Award Venice Film Festival 2002. Setelah beberapa tragedi bom yang menimpa bangsa kita. Sepertinya film ini layak ditonton. Sekadar untuk menunjukkan ada perspektif lain yang bisa dilihat dalam sebuah tragedi.
Mies vailla Menneisyyttä
Cast: Markku Peltola, Kati Outinen, Juhani Niemelä
Director: Aki Kaurismaki
Bagian kedua trilogi "Finland" karya Aki Kaurismäki.Kisahnya tentang seorang pria yang baru tiba di Helsinki, dirampok dan dipukuli tiga orang tak dikenal. Di rumah sakit, dia sadar ingatannya hilang dan dokumen-dokumennya dicuri. Tanpa uang dan sendirian, orang-orang membantunya mencari tempat tinggal. Ia bertemu Irma dan membentuk sebuah band. Dengan berlalunya waktu, ia ingat kalau ia telah menikah. Aki Kaurismäki mengawali karir sebagai kritikus film. Di tahun 1983, ia menyutradarai Crime and Punishment. Mulai dikenal dunia dengan filmnya I Hired a Contract Killer. Aduh kapan gw bisa kayak gini??? Film yang judulnya berarti Lelaki Tanpa Masa Lalu ini adalah sebuah film yang sederhana. Kisahnya diceritakan dengan santai. Memang ada plot, tapi film ini sama sekali tidak plot-centric.
Thursday, October 30, 2003
PEDOMAN BELI DVD/VCD
Billy Eliott
Billy Elliot, yang ayah dan kakak lelakinya turut dalam pemogokan, ibunya telah meninggal dan neneknya pikun, tidak menyukai pelajaran bertinju di sekolah. Ia malah tertarik pelajaran balet untuk gadis cilik. Ketika keluarganya mengetahui hobinya, Billy pun mendapat kesulitan. Salah satu karya terbaik Stephen Daldry (The Hour).
No News From God
Cast: Victoria Abril, Gael Garcia Bernal
Director: Augustin Diaz Yanes
Penelope Cruz dan Victoria Abril, membintangi komedi pertarungan kebaikan dan kejahatan. Surga mengalami masa-masa sulit, karena Neraka selalu memenangkan pertarungan baik dan buruk. Ketika surga mendapat kesempatan memenangkan jiwa seorang petinju, Manny (Demian Bichir), segera dikirim malaikat terbaik, Lola Nevado (Abril). Neraka mendengar kabar itu, dan segera mengirimkan petugasnya yang paling berpengalaman, Carmen Ramos (Cruz) ke bumi. Pertarungan surga dan neraka pun dimulai kembali. Release di Eropa dengan judul Sin Noticias de Dios. Film box office di Spanyol ini mendapat banyak nominasi di ajang tertinggi perfilman Spanyol Goya Awards.
Lord Of The Rings 2
Petualangan lanjutan penjaga cincin dalam menghancurkan cincin rebutan. Pasukan Sauron semakin kuat. Roh penghuni cincin semakin menakutkan. Pasukan Saruman, Uruk Hai, siap menyerang Aragorn dan penduduk Rohan. Gawatnya, persaudaraan telah pecah dan Boromir mati. Frodo dan Sam pergi ke Mordor, tanpa pengawalan dan dikuntit Gollum yang berkepribadian ganda.
Returner
Milly, gadis cantik datang dari tahun 2084 untuk menyelamatkan dunia yang diserang alien. Di tahun 2002, dia bertemu Miyamoto yang tengah mengejar penjahat sadis. Sebuah Matrix + Terminator + Alien wanna be. Semua kebetulan itu terjalin menjadi mata rantai yang membuka semua masalah. Salah satu film Jepang paling dibicarakan akhir tahun lalu.
Gosford Park
Robert Altman mengisahkan dua sisi dunia. Kelompok aristokrat Inggris yang menikmati liburan. Lainnya, kelompok pelayan yang melihat dan mendengar banyak, melebihi seharusnya, bahkan jauh lebih tahu dari yang mereka akui pada diri mereka. Ketika tuan rumah terbunuh, masing-masing punya sebuah motif untuk membunuhnya.
Hole
Tak sekedar teenage thriller yang biasanya hanya mengandalkan plot sederhana dan bintang bermodal tampang, film ini justru sebaliknya. Membangun kengerian dengan plot yang ilinear dan permainan logika yang menarik. Sekali lagi penampilan menawan Thora Birch setelah sukses dalam American Beauty dan Ghost World.
Billy Eliott
Billy Elliot, yang ayah dan kakak lelakinya turut dalam pemogokan, ibunya telah meninggal dan neneknya pikun, tidak menyukai pelajaran bertinju di sekolah. Ia malah tertarik pelajaran balet untuk gadis cilik. Ketika keluarganya mengetahui hobinya, Billy pun mendapat kesulitan. Salah satu karya terbaik Stephen Daldry (The Hour).
No News From God
Cast: Victoria Abril, Gael Garcia Bernal
Director: Augustin Diaz Yanes
Penelope Cruz dan Victoria Abril, membintangi komedi pertarungan kebaikan dan kejahatan. Surga mengalami masa-masa sulit, karena Neraka selalu memenangkan pertarungan baik dan buruk. Ketika surga mendapat kesempatan memenangkan jiwa seorang petinju, Manny (Demian Bichir), segera dikirim malaikat terbaik, Lola Nevado (Abril). Neraka mendengar kabar itu, dan segera mengirimkan petugasnya yang paling berpengalaman, Carmen Ramos (Cruz) ke bumi. Pertarungan surga dan neraka pun dimulai kembali. Release di Eropa dengan judul Sin Noticias de Dios. Film box office di Spanyol ini mendapat banyak nominasi di ajang tertinggi perfilman Spanyol Goya Awards.
Lord Of The Rings 2
Petualangan lanjutan penjaga cincin dalam menghancurkan cincin rebutan. Pasukan Sauron semakin kuat. Roh penghuni cincin semakin menakutkan. Pasukan Saruman, Uruk Hai, siap menyerang Aragorn dan penduduk Rohan. Gawatnya, persaudaraan telah pecah dan Boromir mati. Frodo dan Sam pergi ke Mordor, tanpa pengawalan dan dikuntit Gollum yang berkepribadian ganda.
Returner
Milly, gadis cantik datang dari tahun 2084 untuk menyelamatkan dunia yang diserang alien. Di tahun 2002, dia bertemu Miyamoto yang tengah mengejar penjahat sadis. Sebuah Matrix + Terminator + Alien wanna be. Semua kebetulan itu terjalin menjadi mata rantai yang membuka semua masalah. Salah satu film Jepang paling dibicarakan akhir tahun lalu.
Gosford Park
Robert Altman mengisahkan dua sisi dunia. Kelompok aristokrat Inggris yang menikmati liburan. Lainnya, kelompok pelayan yang melihat dan mendengar banyak, melebihi seharusnya, bahkan jauh lebih tahu dari yang mereka akui pada diri mereka. Ketika tuan rumah terbunuh, masing-masing punya sebuah motif untuk membunuhnya.
Hole
Tak sekedar teenage thriller yang biasanya hanya mengandalkan plot sederhana dan bintang bermodal tampang, film ini justru sebaliknya. Membangun kengerian dengan plot yang ilinear dan permainan logika yang menarik. Sekali lagi penampilan menawan Thora Birch setelah sukses dalam American Beauty dan Ghost World.
DVD dan VCD yang Terakhir Gw Tonton
MATRIX RELOADED
Cast: Keanu Reeves, Laurence Fishburne
Directors: Andy Wachowski dan Larry Wachowski
Philosophical fiction yang kaya metafor setelah sukses dengan The Matrix. Neo, Trinity dan Morpheus kembali mempertahankan keberadaan manusia hidup normal dan lepas dari unsur menyesatkan terutama dari program Sentinels yang terus berupaya menghancurkan pikiran manusia menjadi robot yang mudah dipermainkan. Takdir menentukan hanya satu orang yang mampu menghentikan ini dan mewujudkan Oracle Prophecy yang telah tertulis. Semuanya berharap pada Neo, yang juga bimbang membedakan antara kenyataan dan impian.
The Extra: Behind The Scenes: Preload dan The Freeway Chase, The Matrix Unfolds: Matrix Phenomenon and its cultural impact, Parodi Matrix Reloaded dari MTV Movie Awards 2003
PUNCH DRUNK LOVE
Cast: Adam Sandler, Emily Watson
Director: Paul Thomas Anderson
Barry Egan, pengusaha yang lugu dan canggung, karena sangat tertekan oleh 7 orang kakak perempuannya yang selalu menerornya. Karena putus asa, Barry menelpon sex hotline untuk teman bicara. Setelah itu ia justru diteror perusahaan hotline itu. Semua berubah sejak kehadiran Lena Leonard, gadis yang awalnya dijodohkan untuk Barry. Lena membangkitkan sisi tersembunyi dalam diri Barry. Cinta memberi Barry kekuatan untuk mengatasi ketakutan. Sebuah cinta yang sunyi dengan warna-warni yang indah. Lewat film ini Paul Thomas Anderson (Boogie Nights, Magnolia) memenangkan Palm d'Or sebagai Best Director di Cannes 2002. Finally, Romantic Comedy for Men
FEMME FATALE
Cast: Rebecca Romijn-Stamos, Antonio Banderas
Director: Brian De Palma
Pencuri ulung Laure Ash yang beraksi di kemeriahan Festival Film Cannes, lalu menghilang dan muncul kembali dengan samaran sebagai Lily Watts, istri Dubes AS. Transformasi itu terekam kamera fotografer Nicholas Bardo. Setelah beberapa filmnya gagal. De Palma akhirnya come back dengan kekuatan penuh.
The Extra: Dress to Kill
BRINGING DOWN THE HOUSE
Cast: Queen Latifah, Steve Martin
Director: Adam Shankman
Peter Sanderson, pengacara yang sibuk tapi kesepian melakukan kencan buta dengan Charlene Morton. Ternyata wanita itu sama sekali diluar bayangannya. Namun bersama Charlene, Peter pun menemukan kembali kegairahan hidupnya dan petualangan.
The Extra: Music Video "Better Than The Best", Gag Reel
CHICAGO
Cast: Renée Zellwegger, Catherine Zeta-Jones
Director: Rob Marshall
The Original: Roxie Hart sangat mengidolakan Velma Kelly. Namun ketika mereka sama-sama ditahan atas kasus pembunuhan di Chicago, Velma awalnya sangat merendahkan Roxie. Namun bintang berbaik untuk Roxie. Persaingan pun semakin menjadi-jadi. Film ini mendapat 6 Oscar® dan berjaya di berbagai festival lain.
FALLING IN LOVE
Cast: Robert De Niro, Meryll Streep
Director: Ulu Grosbard
The Original: Frank Raftis dan Molly Gilmore, dua orang biasa bertemu kebetulan. Hanya satu halangan antara mereka. Mereka berdua telah menikah. Keduanya, De Niro dan Streep, sangat bagus menampilkan dilema moral ini. Reuni yang indah setelah The Deer Hunter. Gak nyangka kalo Meryll Streep dan Robert De Niro pernah kejeblos juga.
MATRIX RELOADED
Cast: Keanu Reeves, Laurence Fishburne
Directors: Andy Wachowski dan Larry Wachowski
Philosophical fiction yang kaya metafor setelah sukses dengan The Matrix. Neo, Trinity dan Morpheus kembali mempertahankan keberadaan manusia hidup normal dan lepas dari unsur menyesatkan terutama dari program Sentinels yang terus berupaya menghancurkan pikiran manusia menjadi robot yang mudah dipermainkan. Takdir menentukan hanya satu orang yang mampu menghentikan ini dan mewujudkan Oracle Prophecy yang telah tertulis. Semuanya berharap pada Neo, yang juga bimbang membedakan antara kenyataan dan impian.
The Extra: Behind The Scenes: Preload dan The Freeway Chase, The Matrix Unfolds: Matrix Phenomenon and its cultural impact, Parodi Matrix Reloaded dari MTV Movie Awards 2003
PUNCH DRUNK LOVE
Cast: Adam Sandler, Emily Watson
Director: Paul Thomas Anderson
Barry Egan, pengusaha yang lugu dan canggung, karena sangat tertekan oleh 7 orang kakak perempuannya yang selalu menerornya. Karena putus asa, Barry menelpon sex hotline untuk teman bicara. Setelah itu ia justru diteror perusahaan hotline itu. Semua berubah sejak kehadiran Lena Leonard, gadis yang awalnya dijodohkan untuk Barry. Lena membangkitkan sisi tersembunyi dalam diri Barry. Cinta memberi Barry kekuatan untuk mengatasi ketakutan. Sebuah cinta yang sunyi dengan warna-warni yang indah. Lewat film ini Paul Thomas Anderson (Boogie Nights, Magnolia) memenangkan Palm d'Or sebagai Best Director di Cannes 2002. Finally, Romantic Comedy for Men
FEMME FATALE
Cast: Rebecca Romijn-Stamos, Antonio Banderas
Director: Brian De Palma
Pencuri ulung Laure Ash yang beraksi di kemeriahan Festival Film Cannes, lalu menghilang dan muncul kembali dengan samaran sebagai Lily Watts, istri Dubes AS. Transformasi itu terekam kamera fotografer Nicholas Bardo. Setelah beberapa filmnya gagal. De Palma akhirnya come back dengan kekuatan penuh.
The Extra: Dress to Kill
BRINGING DOWN THE HOUSE
Cast: Queen Latifah, Steve Martin
Director: Adam Shankman
Peter Sanderson, pengacara yang sibuk tapi kesepian melakukan kencan buta dengan Charlene Morton. Ternyata wanita itu sama sekali diluar bayangannya. Namun bersama Charlene, Peter pun menemukan kembali kegairahan hidupnya dan petualangan.
The Extra: Music Video "Better Than The Best", Gag Reel
CHICAGO
Cast: Renée Zellwegger, Catherine Zeta-Jones
Director: Rob Marshall
The Original: Roxie Hart sangat mengidolakan Velma Kelly. Namun ketika mereka sama-sama ditahan atas kasus pembunuhan di Chicago, Velma awalnya sangat merendahkan Roxie. Namun bintang berbaik untuk Roxie. Persaingan pun semakin menjadi-jadi. Film ini mendapat 6 Oscar® dan berjaya di berbagai festival lain.
FALLING IN LOVE
Cast: Robert De Niro, Meryll Streep
Director: Ulu Grosbard
The Original: Frank Raftis dan Molly Gilmore, dua orang biasa bertemu kebetulan. Hanya satu halangan antara mereka. Mereka berdua telah menikah. Keduanya, De Niro dan Streep, sangat bagus menampilkan dilema moral ini. Reuni yang indah setelah The Deer Hunter. Gak nyangka kalo Meryll Streep dan Robert De Niro pernah kejeblos juga.
Friday, September 12, 2003
Down With Love
Stars: Renée Zellweger, Ewan McGregor, Sarah Paulson, David Hyde Pierce
Komedi Romantis bergaya old fashioned yang unik, mengingatkan kita pada Golden Age komedi klasik ala Rock Hudson dan Doris Day. Berkisah tentang konflik yang memercikan api cinta antara perempuan yang membenci cinta dan lelaki yang yakin tidak butuh cinta.
This definitely is a chick movie! Cocok ditonton untuk memancing suasana romantis
Alex & Emma
Stars: Kate Hudson, Luke Wilson
Seorang novelis yang terlibat judi mendapat pembayaran awal novelnya $50.000 dengan syarat harus menuntaskan novelnya dalam 30 hari. Untuk itu ia membutuhkan bantuan seorang asisten yang ternyata banyak memberinya inspirasi
Mungkin saja film ini jadi hiburan yang baik bagi Luke Wilson, selain karena komedi romantis, juga karena Kate Hudson yang cantik dan ranum
Stars: Renée Zellweger, Ewan McGregor, Sarah Paulson, David Hyde Pierce
Komedi Romantis bergaya old fashioned yang unik, mengingatkan kita pada Golden Age komedi klasik ala Rock Hudson dan Doris Day. Berkisah tentang konflik yang memercikan api cinta antara perempuan yang membenci cinta dan lelaki yang yakin tidak butuh cinta.
This definitely is a chick movie! Cocok ditonton untuk memancing suasana romantis
Alex & Emma
Stars: Kate Hudson, Luke Wilson
Seorang novelis yang terlibat judi mendapat pembayaran awal novelnya $50.000 dengan syarat harus menuntaskan novelnya dalam 30 hari. Untuk itu ia membutuhkan bantuan seorang asisten yang ternyata banyak memberinya inspirasi
Mungkin saja film ini jadi hiburan yang baik bagi Luke Wilson, selain karena komedi romantis, juga karena Kate Hudson yang cantik dan ranum
Ash Wednesday
Ethan Hawke, Bloomsbury
The Blurb : Kalau seorang bintang menulis novel, gampang menilainya sebagai aji mumpung. Mungkin tak salah, karena memang ada-ada saja kerja pesohor mendongkrak popularitas. Tapi tidak begitu dengan novel kedua Ethan Hawke. Sebuah fiksi yang mencapai fokus pada hal-hal mendasar dan esensial. Hawke mencoba bicara cinta lewat prosa yang membumi tanpa terjebak pada klise-klise. Ash Wednesday adalah kisah pasca modern yang mengambil bentuk road novel. Hawke mengikuti sepasang kekasih yang bimbang dan lelah, Jimmy dan Christy sepanjang New York ke Texas. Hawke bertutur lewat dual perspektif; Jimmy dan Christy. Buku ini penuh dengan filosofi pendewasaan yang sering jadi bahan pemikiran orang muda di usia akhir 20-an. Cukup asyik dibaca kalau anda bukan penggemar novel melodramatik.
The Verdict: Jika Ethan Hawke bukan aktor, novel keduanya Ash Wednesday boleh jadi menobatkannya menjadi seorang novelis kondang. Keunggulan utamanya adalah dialog yang renyah, internal dan eksternal. Dia memiliki pemahaman yang mengesankan tentang agoni dan ironi, tentang ujian hidup. Hawke menggambarkan sebuah kedewasaan gaya dan visi penulisan walaupun agak memaksakan beberapa detail. Hawke memiliki keyakinan tulus kepada filosofi Gen-X-nya, maka bukunya pun masih beraroma Gen-X.
Try It If You Like: Novel-novel Gen-X kadang bisa menawarkan perspektif yang "gila" dalam memandang dunia.
Tantric Sex
Richard Craze, Teach Yourself
The Blurb: Pernahkah terpikir untuk meningkatkan 'kinerja' seksual anda? Barangkali masalahnya tak cuma fisik, tapi juga spiritual. Buku ini adalah jawabannya. Kini anda bisa menemukan bagaimana Tantric Sex tak hanya dapat mengajar menjadi seorang pecinta ulung tapi juga mengubah fokus kehidupan seks. Ditulis oleh Richard Craze yang telah menulis 10 buku tentang aspek-aspek seksualitas. Kali ini inspirasinya dari tantric, sebuah peradaban pra-Hindu di Asia Selatan dengan khazanah filsafat timur yang banyak memukau dunia modern, misalnya Kamasutra.
The Verdict: Jangan berpikir bahwa buku ini ingin mengajar filsafat, melainkan mengajar seks. Buku ini mudah dibaca, dengan easy-to-follow guide, walaupun pada bagian-bagian awal anda diajak mendefinisikan konsep-konsep kunci seks dalam perspektif tantra.
Try It If You Like: Kalau anda suka buku ini, tak perlu takut kehilangan panduan tambahan. Buku ini menawarkan 39 buku dan 8 alamat website yang bisa anda rujuk sebagai pelengkap.
art
Robert Belton, Flame Tree
The Blurb: Banyak yang tidak yakin bahwa seni bisa menjadi jalan efektif mendekati gadis-gadis. Logikanya, seni melatih sensitivitas kita terhadap keindahan. Selain itu, seni pun bisa melatih kita mengembangkan wawasan. Karena sebagai ekspresi individual, maka seni secara otomatis menjadi penyampai informasi mengenai kurun-kurun tertentu dalam sejarah dunia. Buku ini menyediakan jalan ke sana. Coffee Table Book ini mampu memberi informasi yang memadai tentang perkembangan seni rupa dunia. Lewat buku ini kita bisa menyaksikan karya-karya pelukis modern Brazil bersanding dengan masterpiece karya Renoir dan Michaelangelo. Mulai dari pelukis tradisional Amerika (Indian) atau pelukis-pelukis Aborigin sampai pengusung budaya pop seperti Andy Warhol. Masing-masing memperkaya kita dengan cita rupa yang khas dan mengesankan. Ditulis dengan sistem alfabetis dan dilengkapi oleh salah satu karya tokoh-tokoh itu, maka buku ini menjadi pengantar yang nyaman ke dunia seni dalam berbagai genre.
The Verdict: Kendati begitu tebal, berat, dan sedikit mahal, buku ini layak dikoleksi. Selain informatif lengkap dengan rujukan silang dan biografi mini, buku ini jelas berisi gambar-gambar indah yang memberikan tamasya mata yang menyenangkan.
Try It If You Like: Buku ini dapat mengantar kita untuk memulai eksplorasi tanpa batas di dunia seni.
RED DIARY
Moammar Emka, GagasMedia
The Blurb: Masih ingat Jakarta Undercover yang sempat 'heboh' itu. Nah, buku ini jelas bukan kelanjutannya, meskipun buku ini adalah karya terbaru Moammar Emka. Lewat buku ini Emka tidak bermaksud menguliti perilaku seks masyarakat ibu kota lagi, melainkan menguliti curahan hati Emka sendiri dalam perjalanan yang disebutnya mencari cinta. Wah, seperti arjuna saja neh mas Emka. Tak heran judulnya pun disebut Red Diary, karena disusun dengan format penulisan catatan harian. Lewat buku ini, Emka tampak lebih ekspresif, jujur dan menyatu dengan subyek. Berbeda dengan Jakarta Undercover yang ditulisnya dengan mengambil posisi berjarak dan memberi nilai pada realitas yang ditulisnya.
The Verdict: Buku ini lebih menarik diikuti ketimbang karya Emka sebelumnya. Setidaknya buku ini bisa menjadi jeda yang ringan, karena Jakarta Undercover 2 menurut rencana baru akan terbit Oktober 2003.
Try It If You Like: Berbeda dengan buku-buku otobiografi, buku-buku catatan harian cenderung lebih disukai, masih ingat Soe Hok Gie dan Achmad Wachib?
Ethan Hawke, Bloomsbury
The Blurb : Kalau seorang bintang menulis novel, gampang menilainya sebagai aji mumpung. Mungkin tak salah, karena memang ada-ada saja kerja pesohor mendongkrak popularitas. Tapi tidak begitu dengan novel kedua Ethan Hawke. Sebuah fiksi yang mencapai fokus pada hal-hal mendasar dan esensial. Hawke mencoba bicara cinta lewat prosa yang membumi tanpa terjebak pada klise-klise. Ash Wednesday adalah kisah pasca modern yang mengambil bentuk road novel. Hawke mengikuti sepasang kekasih yang bimbang dan lelah, Jimmy dan Christy sepanjang New York ke Texas. Hawke bertutur lewat dual perspektif; Jimmy dan Christy. Buku ini penuh dengan filosofi pendewasaan yang sering jadi bahan pemikiran orang muda di usia akhir 20-an. Cukup asyik dibaca kalau anda bukan penggemar novel melodramatik.
The Verdict: Jika Ethan Hawke bukan aktor, novel keduanya Ash Wednesday boleh jadi menobatkannya menjadi seorang novelis kondang. Keunggulan utamanya adalah dialog yang renyah, internal dan eksternal. Dia memiliki pemahaman yang mengesankan tentang agoni dan ironi, tentang ujian hidup. Hawke menggambarkan sebuah kedewasaan gaya dan visi penulisan walaupun agak memaksakan beberapa detail. Hawke memiliki keyakinan tulus kepada filosofi Gen-X-nya, maka bukunya pun masih beraroma Gen-X.
Try It If You Like: Novel-novel Gen-X kadang bisa menawarkan perspektif yang "gila" dalam memandang dunia.
Tantric Sex
Richard Craze, Teach Yourself
The Blurb: Pernahkah terpikir untuk meningkatkan 'kinerja' seksual anda? Barangkali masalahnya tak cuma fisik, tapi juga spiritual. Buku ini adalah jawabannya. Kini anda bisa menemukan bagaimana Tantric Sex tak hanya dapat mengajar menjadi seorang pecinta ulung tapi juga mengubah fokus kehidupan seks. Ditulis oleh Richard Craze yang telah menulis 10 buku tentang aspek-aspek seksualitas. Kali ini inspirasinya dari tantric, sebuah peradaban pra-Hindu di Asia Selatan dengan khazanah filsafat timur yang banyak memukau dunia modern, misalnya Kamasutra.
The Verdict: Jangan berpikir bahwa buku ini ingin mengajar filsafat, melainkan mengajar seks. Buku ini mudah dibaca, dengan easy-to-follow guide, walaupun pada bagian-bagian awal anda diajak mendefinisikan konsep-konsep kunci seks dalam perspektif tantra.
Try It If You Like: Kalau anda suka buku ini, tak perlu takut kehilangan panduan tambahan. Buku ini menawarkan 39 buku dan 8 alamat website yang bisa anda rujuk sebagai pelengkap.
art
Robert Belton, Flame Tree
The Blurb: Banyak yang tidak yakin bahwa seni bisa menjadi jalan efektif mendekati gadis-gadis. Logikanya, seni melatih sensitivitas kita terhadap keindahan. Selain itu, seni pun bisa melatih kita mengembangkan wawasan. Karena sebagai ekspresi individual, maka seni secara otomatis menjadi penyampai informasi mengenai kurun-kurun tertentu dalam sejarah dunia. Buku ini menyediakan jalan ke sana. Coffee Table Book ini mampu memberi informasi yang memadai tentang perkembangan seni rupa dunia. Lewat buku ini kita bisa menyaksikan karya-karya pelukis modern Brazil bersanding dengan masterpiece karya Renoir dan Michaelangelo. Mulai dari pelukis tradisional Amerika (Indian) atau pelukis-pelukis Aborigin sampai pengusung budaya pop seperti Andy Warhol. Masing-masing memperkaya kita dengan cita rupa yang khas dan mengesankan. Ditulis dengan sistem alfabetis dan dilengkapi oleh salah satu karya tokoh-tokoh itu, maka buku ini menjadi pengantar yang nyaman ke dunia seni dalam berbagai genre.
The Verdict: Kendati begitu tebal, berat, dan sedikit mahal, buku ini layak dikoleksi. Selain informatif lengkap dengan rujukan silang dan biografi mini, buku ini jelas berisi gambar-gambar indah yang memberikan tamasya mata yang menyenangkan.
Try It If You Like: Buku ini dapat mengantar kita untuk memulai eksplorasi tanpa batas di dunia seni.
RED DIARY
Moammar Emka, GagasMedia
The Blurb: Masih ingat Jakarta Undercover yang sempat 'heboh' itu. Nah, buku ini jelas bukan kelanjutannya, meskipun buku ini adalah karya terbaru Moammar Emka. Lewat buku ini Emka tidak bermaksud menguliti perilaku seks masyarakat ibu kota lagi, melainkan menguliti curahan hati Emka sendiri dalam perjalanan yang disebutnya mencari cinta. Wah, seperti arjuna saja neh mas Emka. Tak heran judulnya pun disebut Red Diary, karena disusun dengan format penulisan catatan harian. Lewat buku ini, Emka tampak lebih ekspresif, jujur dan menyatu dengan subyek. Berbeda dengan Jakarta Undercover yang ditulisnya dengan mengambil posisi berjarak dan memberi nilai pada realitas yang ditulisnya.
The Verdict: Buku ini lebih menarik diikuti ketimbang karya Emka sebelumnya. Setidaknya buku ini bisa menjadi jeda yang ringan, karena Jakarta Undercover 2 menurut rencana baru akan terbit Oktober 2003.
Try It If You Like: Berbeda dengan buku-buku otobiografi, buku-buku catatan harian cenderung lebih disukai, masih ingat Soe Hok Gie dan Achmad Wachib?
The League of Extraordinary Gentlemen (LXG)
Stars: Sean Connery, Shane West, Stuart Townsend, Peta Wilson and Jason Flemyng
Sean Connery, mantan agen 007, kini menjadi Allan Quatermain, petualang legendaris dunia yang memimpin legiun jagoan super. Bersetting 1899 di dunia antah berantah. Hubungan Inggris dan Jerman menegang, karena Phantom (from the Phantom of the Opera), megalomaniak misterius yang mengobarkan perang. Ia yakin dapat meraup untung dengan menjual senjata pemusnah massa jika konflik pecah. Dengan segala keunikan, LXG pun bahu membahu menciptakan dunia sebagai a better place to live. Walaupun harus berhadapan dengan pengkhianatan.
Film ini menghibur dengan taburan bintang dan kisah pahlawan fantasi yang selalu digemari. Karakternya dari literatur klasik. Bayangkan saja di film ini ada Captain Nemo, Mina Harker (inget Winona Rider di Dracula?), The Invisible Man, Dorian Grey, Tow Sawyer, sampai Jekyll dan Hyde. Bahkan ada juga M, cuma disini cowok tapi niru James Bond banget gak sih? Jadilah film ini senyawa unsur James Bond hingga X-Men. Saking banyaknya tokoh, nyaris separuh film untuk identifikasi karakter. Plotnya sendiri terlalu datar dan tidak spektakular. Film ini bisa dianggap James Bond dengan formula low-tech dan setting lawas. Tampaknya abad lama memang telah berlalu bagi Sean Connery, seperti nasehatnya pada Shane West.
Pirates of The Caribbean: The Curse of Black Pearl
Stars: Johnny Deep, Geoffrey Rush, Orlando Bloom, Jonathan Pryce, Keira Knightley
Film ini terinspirasi arena bermain yang sangat populer di Disneyland. Walt Disney Pictures menunjuk Gore Verbinsky untuk menyutradarai film ini. Lantas menggandeng Ted Elliot dan Terry Rossio yang pernah sukses lewat Shrek dan Aladdin. Dipilihlah 2 aktor kawakan dengan kemampuan akting memukau Geoffrey Rush dan Johnny Depp bergabung dengan gadis cantik Keira Knightley dan bintang muda Orlando Bloom. Hasilnya adalah Box Office di libur musim panas tahun ini, benar-benar rumus Hollywood.
Alkisah, Jack Sparrow, perompak Laut Karibia abad ke-17 harus berhadapan dengan Perompak Hantu yang dipimpin Kapten Barbossa di Kapal Black Pearl. Untuk menghadapi musuh yang pantang mati itu, Sparrow pun bergabung dengan Will Turner. Sparrow berusaha merebut kembali harta karun yang hilang sementara Turner berusaha menyelamatkan kekasihnya Elizabeth Swann, putri Gubernur Weatherby Swann.
Nyaris semua film tentang bajak laut berakhir tragis, tenggelam di kehancuran box office. Namun ternyata film ini bernasib beda. Film ini mampu mencekam dan memuaskan hingga menit terakhir. Adegan perkelahian dan peperangan seolah tanpa akhir. Plot cukup rumit namun menarik dan tetap mudah diikuti. Walau seperti kebanyakan horror-thriller lain, bagian akhir dibiarkan terbuka sehingga memungkinkan diproduksi sekuelnya. Keunggulan utama adalah kepiawaian Geoffrey Rush dan Johnny Depp. Karakter mereka sebagai sepasang seteru mampu menahan penonton melewati puluhan perkelahian dan adu pedang yang menawan.
Novel Tanpa Huruf 'R'
Stars: Lola Amaria, Agastya, Yatty Surachman, Ine Febriyanti, Irma Hutabarat
Film ini berkisah tentang kemalangan solitarian bernama Drum, yang menjadikannya pribadi yang lekat dengan kekerasan. Ia merekam kekerasan. Catatan atas kekerasan itu terbit dalam sebuah novel. Jalan hidup Drum itu tiba-tiba menikung ketika muncul Air Sunyi yang menentang tapi membangkitkan kenangan dan traumanya.
Aria Kusumadewa membuktikan sinema Indonesia tak ketinggalan. Tak cuma mengandalkan jalan cerita, film ini pun indah secara sinematografis. Tapi Narasinya kadang-kadang kacrut. Didukung original score menawan yang digarap Fahmi Alatas (Aku Ingin Menciummu Sekali Saja) dan original soundtrack yang dinyanyikan oleh Slank.
2 Fast 2 Furious
Stars: Paul Walker, Tyrese Gibson, Eva Mendes, Cole Hauser
Kisah Brian O'Conner meninggalkan LA setelah aksi ilegalnya di film pertama, kini menjelah jalanan Miami dengan balapan jalan. Dibantu Agen Monica Fuentes dan Roman Pearce, mereka menyamar dan menjebak raja pengedar narkoba Carter Verone. Film ini mempromosikan diri sebagai "2Cool", "2Bold", "2Sexy", dan "2Tuff" dari pada jilid 1.
Sequel is tricky. Nampaknya 2 Fast 2 Furious terkena kutukan itu juga. Setelah jilid satunya, laris manis, sekuelnya segera dibuat. Tapi tak memberi kejutan apa-apa. Plotnya tak jauh beda dari yang pertama dan kebut-kebutannya bukan hal baru malah agak kacau dengan dialog-dialog yang tak perlu dan pengabaian detail. Tapi cukuplah sebagai hiburan.
Hollywood Homicide
Stars: Harrison Ford, Josh Hartnett, Lena Olin, Martin Landau dan Gladys Knight
Film komedi aksi cepat yang mempertunjukan inside look terhada kehidupan profesional dan personal dua petugas kepolisian LAPD. Joe Gavillan adalah polisi veteran yang keras dan tengah di puncak karir. Ia dipasangkan dengan polisi muda K.C. Calden yang lebih suka menjadi guru yoga dan aktor. Dengan segala kekocakan karena perbedaan mereka harus menyelidiki sebuah pembunuhan bergaya gangster kelas atas.
Film ini menambah deretan panjang komedi aksi polisi. Sayangnya, tak ada yang benar-benar berkembang walaupun rata-rata dibintangi aktor kelas Oscar. Tampaknya kali ini hal yang sama berlaku pula untuk Harrison Ford.
Stars: Sean Connery, Shane West, Stuart Townsend, Peta Wilson and Jason Flemyng
Sean Connery, mantan agen 007, kini menjadi Allan Quatermain, petualang legendaris dunia yang memimpin legiun jagoan super. Bersetting 1899 di dunia antah berantah. Hubungan Inggris dan Jerman menegang, karena Phantom (from the Phantom of the Opera), megalomaniak misterius yang mengobarkan perang. Ia yakin dapat meraup untung dengan menjual senjata pemusnah massa jika konflik pecah. Dengan segala keunikan, LXG pun bahu membahu menciptakan dunia sebagai a better place to live. Walaupun harus berhadapan dengan pengkhianatan.
Film ini menghibur dengan taburan bintang dan kisah pahlawan fantasi yang selalu digemari. Karakternya dari literatur klasik. Bayangkan saja di film ini ada Captain Nemo, Mina Harker (inget Winona Rider di Dracula?), The Invisible Man, Dorian Grey, Tow Sawyer, sampai Jekyll dan Hyde. Bahkan ada juga M, cuma disini cowok tapi niru James Bond banget gak sih? Jadilah film ini senyawa unsur James Bond hingga X-Men. Saking banyaknya tokoh, nyaris separuh film untuk identifikasi karakter. Plotnya sendiri terlalu datar dan tidak spektakular. Film ini bisa dianggap James Bond dengan formula low-tech dan setting lawas. Tampaknya abad lama memang telah berlalu bagi Sean Connery, seperti nasehatnya pada Shane West.
Pirates of The Caribbean: The Curse of Black Pearl
Stars: Johnny Deep, Geoffrey Rush, Orlando Bloom, Jonathan Pryce, Keira Knightley
Film ini terinspirasi arena bermain yang sangat populer di Disneyland. Walt Disney Pictures menunjuk Gore Verbinsky untuk menyutradarai film ini. Lantas menggandeng Ted Elliot dan Terry Rossio yang pernah sukses lewat Shrek dan Aladdin. Dipilihlah 2 aktor kawakan dengan kemampuan akting memukau Geoffrey Rush dan Johnny Depp bergabung dengan gadis cantik Keira Knightley dan bintang muda Orlando Bloom. Hasilnya adalah Box Office di libur musim panas tahun ini, benar-benar rumus Hollywood.
Alkisah, Jack Sparrow, perompak Laut Karibia abad ke-17 harus berhadapan dengan Perompak Hantu yang dipimpin Kapten Barbossa di Kapal Black Pearl. Untuk menghadapi musuh yang pantang mati itu, Sparrow pun bergabung dengan Will Turner. Sparrow berusaha merebut kembali harta karun yang hilang sementara Turner berusaha menyelamatkan kekasihnya Elizabeth Swann, putri Gubernur Weatherby Swann.
Nyaris semua film tentang bajak laut berakhir tragis, tenggelam di kehancuran box office. Namun ternyata film ini bernasib beda. Film ini mampu mencekam dan memuaskan hingga menit terakhir. Adegan perkelahian dan peperangan seolah tanpa akhir. Plot cukup rumit namun menarik dan tetap mudah diikuti. Walau seperti kebanyakan horror-thriller lain, bagian akhir dibiarkan terbuka sehingga memungkinkan diproduksi sekuelnya. Keunggulan utama adalah kepiawaian Geoffrey Rush dan Johnny Depp. Karakter mereka sebagai sepasang seteru mampu menahan penonton melewati puluhan perkelahian dan adu pedang yang menawan.
Novel Tanpa Huruf 'R'
Stars: Lola Amaria, Agastya, Yatty Surachman, Ine Febriyanti, Irma Hutabarat
Film ini berkisah tentang kemalangan solitarian bernama Drum, yang menjadikannya pribadi yang lekat dengan kekerasan. Ia merekam kekerasan. Catatan atas kekerasan itu terbit dalam sebuah novel. Jalan hidup Drum itu tiba-tiba menikung ketika muncul Air Sunyi yang menentang tapi membangkitkan kenangan dan traumanya.
Aria Kusumadewa membuktikan sinema Indonesia tak ketinggalan. Tak cuma mengandalkan jalan cerita, film ini pun indah secara sinematografis. Tapi Narasinya kadang-kadang kacrut. Didukung original score menawan yang digarap Fahmi Alatas (Aku Ingin Menciummu Sekali Saja) dan original soundtrack yang dinyanyikan oleh Slank.
2 Fast 2 Furious
Stars: Paul Walker, Tyrese Gibson, Eva Mendes, Cole Hauser
Kisah Brian O'Conner meninggalkan LA setelah aksi ilegalnya di film pertama, kini menjelah jalanan Miami dengan balapan jalan. Dibantu Agen Monica Fuentes dan Roman Pearce, mereka menyamar dan menjebak raja pengedar narkoba Carter Verone. Film ini mempromosikan diri sebagai "2Cool", "2Bold", "2Sexy", dan "2Tuff" dari pada jilid 1.
Sequel is tricky. Nampaknya 2 Fast 2 Furious terkena kutukan itu juga. Setelah jilid satunya, laris manis, sekuelnya segera dibuat. Tapi tak memberi kejutan apa-apa. Plotnya tak jauh beda dari yang pertama dan kebut-kebutannya bukan hal baru malah agak kacau dengan dialog-dialog yang tak perlu dan pengabaian detail. Tapi cukuplah sebagai hiburan.
Hollywood Homicide
Stars: Harrison Ford, Josh Hartnett, Lena Olin, Martin Landau dan Gladys Knight
Film komedi aksi cepat yang mempertunjukan inside look terhada kehidupan profesional dan personal dua petugas kepolisian LAPD. Joe Gavillan adalah polisi veteran yang keras dan tengah di puncak karir. Ia dipasangkan dengan polisi muda K.C. Calden yang lebih suka menjadi guru yoga dan aktor. Dengan segala kekocakan karena perbedaan mereka harus menyelidiki sebuah pembunuhan bergaya gangster kelas atas.
Film ini menambah deretan panjang komedi aksi polisi. Sayangnya, tak ada yang benar-benar berkembang walaupun rata-rata dibintangi aktor kelas Oscar. Tampaknya kali ini hal yang sama berlaku pula untuk Harrison Ford.
Wednesday, August 13, 2003
Berbalas E-Mail dengan Is Mujiarso alias Mumu dari tabloid Detik
-----Original Message-----
From: mumu_aloha [mailto:mumu_aloha@yahoo.com]
Sent: 13 Agustus 2003 22:32
To: dunia-film@yahoogroups.com
Subject: [dunia-film] novel tanpa huruf r: logika yang patah
film "novel tanpa huruf r"
kematian dan logika yang patah
>>saya kira aria kusumadewa itu tidak percaya dengan gambar yang
>>dibuatnya sendiri. pada satu adegan misalnya, setelah layar
>>melukiskan sebuah tindak kejahatan terhadap manusia, lalu di-cut dan beralih ke penjagalan sapi sebagai bagian dari kenangan
>>masa lalu Drum si tokoh utamanya. setelah itu di-cut lagi untuk memberi kesempatan narator bersuara, bunyinya begini:
>>pembantaian manusia tak ada bedanya dengan pembantaian binatang. lah, apa gunanya gambar-gambar tadi kalo masih dijelas
>>-jelaskan dengan kalimat seperti itu?
Kata EwinK: Bener banget Mu, itu juga yang gw bilang di acara press kon-nya bbrp hr yl. Gambarnya tuh dah indah (definisi gw untuk indah adalah representatif dengan cerita yg mo disampaikan!) tapi langsung il fil waktu ternyata dikasih narasi yang basi dan klise. Walaupun Agastya agak lumayan artikulasinya kalo lagi voice over.
>>secara keseluruhan, narasi dari sudut pandang tokoh Drum itu tak
>>ubahnya kalimat-kalimat dari artikel opini yang sering kita
>>baca dikoran: kaku, dan jauh dari puitis. sehingga justru mengganggu. ceritanya juga tidak fokus. dari sebuah keluarga yang
>>dituduh PKI lalu dikejar-kejar masyarakat, ke konflik tanah dengan pemerintah, dan berakhir pada kematian sang ayah dari
>>keluarga itu -dan ironisnya, sang ayah mati terjengkang di tikungan karena tertabrak mobil.
>>lalu, tokoh Drum pun menggugat Tuhan. lho, apa salah Tuhan?
Kata EwinK: Nah kalo untuk bagian ini gw agak kurang sepakat, walaupun agak berlarat-larat, tapi menurut gw fokus cerita adalah benturan kesadaran ketika Air Sunyi muncul dalam hidupnya. Nah, dari awal Aria berusaha melakukan eskalasi karakter supaya kehadiran Air Sunyi jadi begitu menggelegar dan mengguncang karakter candu kekerasan yang diderita Drum yang berpuncak di penggigitan jari itu. Nah, masalahnya ketika Air Sunyi hadir, Drum awalnya biasa2 aja, gak diliatin bahwa dia agak kaget dengan kehadiran Air Sunyi. Seolah-olah dia baru sadar bahwa Air Sunyi itu mewakili sosok ibunya setelah melalui refleksi di beberapa scene. Padahal jelas, dengan diperankan orang yang sama antara ibunya Drum = Sunyi dan Air Sunyi apalagi namanya aja mirip, berarti ada sisi masa lalu yang bangkit dalam benaknya tapi hal ini gak terlalu keekspos. Sayang. Kalo soal gugatan ke Tuhan itu yah dramatisasi lah, bahwa pada dasarnya si Drum ini benci pada kekerasan, tapi setelah ini terjadi berulang-ulang dalam hidupnya, maka dia pun menjadi apatis terhadap hidup dan Tuhan sebagai wakil yang tepat untuk digugat atas sebuah hidup penuh kekerasan itu.
>>pendek kata, film ini nggak jelas apa maunya. mau menjadi komentar
>>atas kondisi indonesia saat ini? atau, sekedar mengkritik >>acara buser di tv yg banyak mengekspos kriminalitas? lalu, mengapa Drum harus marah-marah jika kematian ayahnya 'hanya'
>>disebabkan oleh kecelakaan di tikungan jalan?
Kata EwinK: Yang jadi masalah kan bukan ketabraknya, tapi karena ini tabrak lari. Ada potensi kekerasan di peristiwa ini, yaitu pengemudi yang tidak bertanggung jawab. Sesuatu yang membangun karakter Drum menjadi pecandu kekerasan. Kalo adegan2 buser itu cuma mewakili bagaimana kita (Bangsa Indonesia) sebenarnya dididik untuk menjadi 'Keras'.
>>masih banyak lagi logika yang patah dalam film ini. yg paling
>>mendasar, film ini gagal menjelaskan logika "novel tanpa huruf r" yang
>>menjadi judulnya. konon, Drum menjadi penulis novel yang tidak bisa
>>mengetik huruf 'r' karena salah satu jarinya putus. tapi, film ini
>>tidak bisa menjelaskan hubungan antara putusnya satu jari dengan
>>ketidakbisaan mengetik huruf r. tentu saja itu sulit dijelaskan.
>>jangankan hilang satu jari. bahkan jika kau hanya punya satu jari, kau
>>masih bisa mengetik huruf apapun yang kau inginkan....
Kata EwinK: Kalo bagi gw, ketidakmampuan mengetik huruf 'R' lagi setelah jarinya putus itu mewakili bahwa si Drum sudah berubah, ada sesuatu yang sudah hilang dalam dirinya, bukan berarti beneran gak bisa ngetik huruf 'R' lagi. Itu Cuma bahasa puitik nya Aria aja.
Above all EwinK menyimpulkan: Gw sih merasa ini film bagus alias festival material, walaupun tidak sempurna. Tapi jelas bukan film yang tepat untuk pencari hiburan yang ceria.
salam,
mumu
Salam balik,
EwinK
-----Original Message-----
From: mumu_aloha [mailto:mumu_aloha@yahoo.com]
Sent: 13 Agustus 2003 22:32
To: dunia-film@yahoogroups.com
Subject: [dunia-film] novel tanpa huruf r: logika yang patah
film "novel tanpa huruf r"
kematian dan logika yang patah
>>saya kira aria kusumadewa itu tidak percaya dengan gambar yang
>>dibuatnya sendiri. pada satu adegan misalnya, setelah layar
>>melukiskan sebuah tindak kejahatan terhadap manusia, lalu di-cut dan beralih ke penjagalan sapi sebagai bagian dari kenangan
>>masa lalu Drum si tokoh utamanya. setelah itu di-cut lagi untuk memberi kesempatan narator bersuara, bunyinya begini:
>>pembantaian manusia tak ada bedanya dengan pembantaian binatang. lah, apa gunanya gambar-gambar tadi kalo masih dijelas
>>-jelaskan dengan kalimat seperti itu?
Kata EwinK: Bener banget Mu, itu juga yang gw bilang di acara press kon-nya bbrp hr yl. Gambarnya tuh dah indah (definisi gw untuk indah adalah representatif dengan cerita yg mo disampaikan!) tapi langsung il fil waktu ternyata dikasih narasi yang basi dan klise. Walaupun Agastya agak lumayan artikulasinya kalo lagi voice over.
>>secara keseluruhan, narasi dari sudut pandang tokoh Drum itu tak
>>ubahnya kalimat-kalimat dari artikel opini yang sering kita
>>baca dikoran: kaku, dan jauh dari puitis. sehingga justru mengganggu. ceritanya juga tidak fokus. dari sebuah keluarga yang
>>dituduh PKI lalu dikejar-kejar masyarakat, ke konflik tanah dengan pemerintah, dan berakhir pada kematian sang ayah dari
>>keluarga itu -dan ironisnya, sang ayah mati terjengkang di tikungan karena tertabrak mobil.
>>lalu, tokoh Drum pun menggugat Tuhan. lho, apa salah Tuhan?
Kata EwinK: Nah kalo untuk bagian ini gw agak kurang sepakat, walaupun agak berlarat-larat, tapi menurut gw fokus cerita adalah benturan kesadaran ketika Air Sunyi muncul dalam hidupnya. Nah, dari awal Aria berusaha melakukan eskalasi karakter supaya kehadiran Air Sunyi jadi begitu menggelegar dan mengguncang karakter candu kekerasan yang diderita Drum yang berpuncak di penggigitan jari itu. Nah, masalahnya ketika Air Sunyi hadir, Drum awalnya biasa2 aja, gak diliatin bahwa dia agak kaget dengan kehadiran Air Sunyi. Seolah-olah dia baru sadar bahwa Air Sunyi itu mewakili sosok ibunya setelah melalui refleksi di beberapa scene. Padahal jelas, dengan diperankan orang yang sama antara ibunya Drum = Sunyi dan Air Sunyi apalagi namanya aja mirip, berarti ada sisi masa lalu yang bangkit dalam benaknya tapi hal ini gak terlalu keekspos. Sayang. Kalo soal gugatan ke Tuhan itu yah dramatisasi lah, bahwa pada dasarnya si Drum ini benci pada kekerasan, tapi setelah ini terjadi berulang-ulang dalam hidupnya, maka dia pun menjadi apatis terhadap hidup dan Tuhan sebagai wakil yang tepat untuk digugat atas sebuah hidup penuh kekerasan itu.
>>pendek kata, film ini nggak jelas apa maunya. mau menjadi komentar
>>atas kondisi indonesia saat ini? atau, sekedar mengkritik >>acara buser di tv yg banyak mengekspos kriminalitas? lalu, mengapa Drum harus marah-marah jika kematian ayahnya 'hanya'
>>disebabkan oleh kecelakaan di tikungan jalan?
Kata EwinK: Yang jadi masalah kan bukan ketabraknya, tapi karena ini tabrak lari. Ada potensi kekerasan di peristiwa ini, yaitu pengemudi yang tidak bertanggung jawab. Sesuatu yang membangun karakter Drum menjadi pecandu kekerasan. Kalo adegan2 buser itu cuma mewakili bagaimana kita (Bangsa Indonesia) sebenarnya dididik untuk menjadi 'Keras'.
>>masih banyak lagi logika yang patah dalam film ini. yg paling
>>mendasar, film ini gagal menjelaskan logika "novel tanpa huruf r" yang
>>menjadi judulnya. konon, Drum menjadi penulis novel yang tidak bisa
>>mengetik huruf 'r' karena salah satu jarinya putus. tapi, film ini
>>tidak bisa menjelaskan hubungan antara putusnya satu jari dengan
>>ketidakbisaan mengetik huruf r. tentu saja itu sulit dijelaskan.
>>jangankan hilang satu jari. bahkan jika kau hanya punya satu jari, kau
>>masih bisa mengetik huruf apapun yang kau inginkan....
Kata EwinK: Kalo bagi gw, ketidakmampuan mengetik huruf 'R' lagi setelah jarinya putus itu mewakili bahwa si Drum sudah berubah, ada sesuatu yang sudah hilang dalam dirinya, bukan berarti beneran gak bisa ngetik huruf 'R' lagi. Itu Cuma bahasa puitik nya Aria aja.
Above all EwinK menyimpulkan: Gw sih merasa ini film bagus alias festival material, walaupun tidak sempurna. Tapi jelas bukan film yang tepat untuk pencari hiburan yang ceria.
salam,
mumu
Salam balik,
EwinK
Subscribe to:
Posts (Atom)