Wednesday, August 13, 2003

Berbalas E-Mail dengan Is Mujiarso alias Mumu dari tabloid Detik


-----Original Message-----
From: mumu_aloha [mailto:mumu_aloha@yahoo.com]
Sent: 13 Agustus 2003 22:32
To: dunia-film@yahoogroups.com
Subject: [dunia-film] novel tanpa huruf r: logika yang patah



film "novel tanpa huruf r"
kematian dan logika yang patah

>>saya kira aria kusumadewa itu tidak percaya dengan gambar yang
>>dibuatnya sendiri. pada satu adegan misalnya, setelah layar
>>melukiskan sebuah tindak kejahatan terhadap manusia, lalu di-cut dan beralih ke penjagalan sapi sebagai bagian dari kenangan
>>masa lalu Drum si tokoh utamanya. setelah itu di-cut lagi untuk memberi kesempatan narator bersuara, bunyinya begini:
>>pembantaian manusia tak ada bedanya dengan pembantaian binatang. lah, apa gunanya gambar-gambar tadi kalo masih dijelas
>>-jelaskan dengan kalimat seperti itu?


Kata EwinK: Bener banget Mu, itu juga yang gw bilang di acara press kon-nya bbrp hr yl. Gambarnya tuh dah indah (definisi gw untuk indah adalah representatif dengan cerita yg mo disampaikan!) tapi langsung il fil waktu ternyata dikasih narasi yang basi dan klise. Walaupun Agastya agak lumayan artikulasinya kalo lagi voice over.

>>secara keseluruhan, narasi dari sudut pandang tokoh Drum itu tak
>>ubahnya kalimat-kalimat dari artikel opini yang sering kita
>>baca dikoran: kaku, dan jauh dari puitis. sehingga justru mengganggu. ceritanya juga tidak fokus. dari sebuah keluarga yang
>>dituduh PKI lalu dikejar-kejar masyarakat, ke konflik tanah dengan pemerintah, dan berakhir pada kematian sang ayah dari
>>keluarga itu -dan ironisnya, sang ayah mati terjengkang di tikungan karena tertabrak mobil.

>>lalu, tokoh Drum pun menggugat Tuhan. lho, apa salah Tuhan?


Kata EwinK: Nah kalo untuk bagian ini gw agak kurang sepakat, walaupun agak berlarat-larat, tapi menurut gw fokus cerita adalah benturan kesadaran ketika Air Sunyi muncul dalam hidupnya. Nah, dari awal Aria berusaha melakukan eskalasi karakter supaya kehadiran Air Sunyi jadi begitu menggelegar dan mengguncang karakter candu kekerasan yang diderita Drum yang berpuncak di penggigitan jari itu. Nah, masalahnya ketika Air Sunyi hadir, Drum awalnya biasa2 aja, gak diliatin bahwa dia agak kaget dengan kehadiran Air Sunyi. Seolah-olah dia baru sadar bahwa Air Sunyi itu mewakili sosok ibunya setelah melalui refleksi di beberapa scene. Padahal jelas, dengan diperankan orang yang sama antara ibunya Drum = Sunyi dan Air Sunyi apalagi namanya aja mirip, berarti ada sisi masa lalu yang bangkit dalam benaknya tapi hal ini gak terlalu keekspos. Sayang. Kalo soal gugatan ke Tuhan itu yah dramatisasi lah, bahwa pada dasarnya si Drum ini benci pada kekerasan, tapi setelah ini terjadi berulang-ulang dalam hidupnya, maka dia pun menjadi apatis terhadap hidup dan Tuhan sebagai wakil yang tepat untuk digugat atas sebuah hidup penuh kekerasan itu.

>>pendek kata, film ini nggak jelas apa maunya. mau menjadi komentar
>>atas kondisi indonesia saat ini? atau, sekedar mengkritik >>acara buser di tv yg banyak mengekspos kriminalitas? lalu, mengapa Drum harus marah-marah jika kematian ayahnya 'hanya'
>>disebabkan oleh kecelakaan di tikungan jalan?


Kata EwinK: Yang jadi masalah kan bukan ketabraknya, tapi karena ini tabrak lari. Ada potensi kekerasan di peristiwa ini, yaitu pengemudi yang tidak bertanggung jawab. Sesuatu yang membangun karakter Drum menjadi pecandu kekerasan. Kalo adegan2 buser itu cuma mewakili bagaimana kita (Bangsa Indonesia) sebenarnya dididik untuk menjadi 'Keras'.

>>masih banyak lagi logika yang patah dalam film ini. yg paling
>>mendasar, film ini gagal menjelaskan logika "novel tanpa huruf r" yang
>>menjadi judulnya. konon, Drum menjadi penulis novel yang tidak bisa
>>mengetik huruf 'r' karena salah satu jarinya putus. tapi, film ini
>>tidak bisa menjelaskan hubungan antara putusnya satu jari dengan
>>ketidakbisaan mengetik huruf r. tentu saja itu sulit dijelaskan.
>>jangankan hilang satu jari. bahkan jika kau hanya punya satu jari, kau
>>masih bisa mengetik huruf apapun yang kau inginkan....


Kata EwinK: Kalo bagi gw, ketidakmampuan mengetik huruf 'R' lagi setelah jarinya putus itu mewakili bahwa si Drum sudah berubah, ada sesuatu yang sudah hilang dalam dirinya, bukan berarti beneran gak bisa ngetik huruf 'R' lagi. Itu Cuma bahasa puitik nya Aria aja.

Above all EwinK menyimpulkan: Gw sih merasa ini film bagus alias festival material, walaupun tidak sempurna. Tapi jelas bukan film yang tepat untuk pencari hiburan yang ceria.


salam,
mumu


Salam balik,
EwinK