Friday, September 12, 2003

Down With Love
Stars: Renée Zellweger, Ewan McGregor, Sarah Paulson, David Hyde Pierce


Komedi Romantis bergaya old fashioned yang unik, mengingatkan kita pada Golden Age komedi klasik ala Rock Hudson dan Doris Day. Berkisah tentang konflik yang memercikan api cinta antara perempuan yang membenci cinta dan lelaki yang yakin tidak butuh cinta.
This definitely is a chick movie! Cocok ditonton untuk memancing suasana romantis


Alex & Emma
Stars: Kate Hudson, Luke Wilson


Seorang novelis yang terlibat judi mendapat pembayaran awal novelnya $50.000 dengan syarat harus menuntaskan novelnya dalam 30 hari. Untuk itu ia membutuhkan bantuan seorang asisten yang ternyata banyak memberinya inspirasi
Mungkin saja film ini jadi hiburan yang baik bagi Luke Wilson, selain karena komedi romantis, juga karena Kate Hudson yang cantik dan ranum
Ash Wednesday
Ethan Hawke, Bloomsbury

The Blurb : Kalau seorang bintang menulis novel, gampang menilainya sebagai aji mumpung. Mungkin tak salah, karena memang ada-ada saja kerja pesohor mendongkrak popularitas. Tapi tidak begitu dengan novel kedua Ethan Hawke. Sebuah fiksi yang mencapai fokus pada hal-hal mendasar dan esensial. Hawke mencoba bicara cinta lewat prosa yang membumi tanpa terjebak pada klise-klise. Ash Wednesday adalah kisah pasca modern yang mengambil bentuk road novel. Hawke mengikuti sepasang kekasih yang bimbang dan lelah, Jimmy dan Christy sepanjang New York ke Texas. Hawke bertutur lewat dual perspektif; Jimmy dan Christy. Buku ini penuh dengan filosofi pendewasaan yang sering jadi bahan pemikiran orang muda di usia akhir 20-an. Cukup asyik dibaca kalau anda bukan penggemar novel melodramatik.
The Verdict: Jika Ethan Hawke bukan aktor, novel keduanya Ash Wednesday boleh jadi menobatkannya menjadi seorang novelis kondang. Keunggulan utamanya adalah dialog yang renyah, internal dan eksternal. Dia memiliki pemahaman yang mengesankan tentang agoni dan ironi, tentang ujian hidup. Hawke menggambarkan sebuah kedewasaan gaya dan visi penulisan walaupun agak memaksakan beberapa detail. Hawke memiliki keyakinan tulus kepada filosofi Gen-X-nya, maka bukunya pun masih beraroma Gen-X.
Try It If You Like: Novel-novel Gen-X kadang bisa menawarkan perspektif yang "gila" dalam memandang dunia.


Tantric Sex
Richard Craze, Teach Yourself

The Blurb: Pernahkah terpikir untuk meningkatkan 'kinerja' seksual anda? Barangkali masalahnya tak cuma fisik, tapi juga spiritual. Buku ini adalah jawabannya. Kini anda bisa menemukan bagaimana Tantric Sex tak hanya dapat mengajar menjadi seorang pecinta ulung tapi juga mengubah fokus kehidupan seks. Ditulis oleh Richard Craze yang telah menulis 10 buku tentang aspek-aspek seksualitas. Kali ini inspirasinya dari tantric, sebuah peradaban pra-Hindu di Asia Selatan dengan khazanah filsafat timur yang banyak memukau dunia modern, misalnya Kamasutra.
The Verdict: Jangan berpikir bahwa buku ini ingin mengajar filsafat, melainkan mengajar seks. Buku ini mudah dibaca, dengan easy-to-follow guide, walaupun pada bagian-bagian awal anda diajak mendefinisikan konsep-konsep kunci seks dalam perspektif tantra.
Try It If You Like: Kalau anda suka buku ini, tak perlu takut kehilangan panduan tambahan. Buku ini menawarkan 39 buku dan 8 alamat website yang bisa anda rujuk sebagai pelengkap.


art
Robert Belton, Flame Tree

The Blurb: Banyak yang tidak yakin bahwa seni bisa menjadi jalan efektif mendekati gadis-gadis. Logikanya, seni melatih sensitivitas kita terhadap keindahan. Selain itu, seni pun bisa melatih kita mengembangkan wawasan. Karena sebagai ekspresi individual, maka seni secara otomatis menjadi penyampai informasi mengenai kurun-kurun tertentu dalam sejarah dunia. Buku ini menyediakan jalan ke sana. Coffee Table Book ini mampu memberi informasi yang memadai tentang perkembangan seni rupa dunia. Lewat buku ini kita bisa menyaksikan karya-karya pelukis modern Brazil bersanding dengan masterpiece karya Renoir dan Michaelangelo. Mulai dari pelukis tradisional Amerika (Indian) atau pelukis-pelukis Aborigin sampai pengusung budaya pop seperti Andy Warhol. Masing-masing memperkaya kita dengan cita rupa yang khas dan mengesankan. Ditulis dengan sistem alfabetis dan dilengkapi oleh salah satu karya tokoh-tokoh itu, maka buku ini menjadi pengantar yang nyaman ke dunia seni dalam berbagai genre.
The Verdict: Kendati begitu tebal, berat, dan sedikit mahal, buku ini layak dikoleksi. Selain informatif lengkap dengan rujukan silang dan biografi mini, buku ini jelas berisi gambar-gambar indah yang memberikan tamasya mata yang menyenangkan.
Try It If You Like: Buku ini dapat mengantar kita untuk memulai eksplorasi tanpa batas di dunia seni.


RED DIARY
Moammar Emka, GagasMedia

The Blurb: Masih ingat Jakarta Undercover yang sempat 'heboh' itu. Nah, buku ini jelas bukan kelanjutannya, meskipun buku ini adalah karya terbaru Moammar Emka. Lewat buku ini Emka tidak bermaksud menguliti perilaku seks masyarakat ibu kota lagi, melainkan menguliti curahan hati Emka sendiri dalam perjalanan yang disebutnya mencari cinta. Wah, seperti arjuna saja neh mas Emka. Tak heran judulnya pun disebut Red Diary, karena disusun dengan format penulisan catatan harian. Lewat buku ini, Emka tampak lebih ekspresif, jujur dan menyatu dengan subyek. Berbeda dengan Jakarta Undercover yang ditulisnya dengan mengambil posisi berjarak dan memberi nilai pada realitas yang ditulisnya.
The Verdict: Buku ini lebih menarik diikuti ketimbang karya Emka sebelumnya. Setidaknya buku ini bisa menjadi jeda yang ringan, karena Jakarta Undercover 2 menurut rencana baru akan terbit Oktober 2003.
Try It If You Like: Berbeda dengan buku-buku otobiografi, buku-buku catatan harian cenderung lebih disukai, masih ingat Soe Hok Gie dan Achmad Wachib?
The League of Extraordinary Gentlemen (LXG)
Stars: Sean Connery, Shane West, Stuart Townsend, Peta Wilson and Jason Flemyng


Sean Connery, mantan agen 007, kini menjadi Allan Quatermain, petualang legendaris dunia yang memimpin legiun jagoan super. Bersetting 1899 di dunia antah berantah. Hubungan Inggris dan Jerman menegang, karena Phantom (from the Phantom of the Opera), megalomaniak misterius yang mengobarkan perang. Ia yakin dapat meraup untung dengan menjual senjata pemusnah massa jika konflik pecah. Dengan segala keunikan, LXG pun bahu membahu menciptakan dunia sebagai a better place to live. Walaupun harus berhadapan dengan pengkhianatan.
Film ini menghibur dengan taburan bintang dan kisah pahlawan fantasi yang selalu digemari. Karakternya dari literatur klasik. Bayangkan saja di film ini ada Captain Nemo, Mina Harker (inget Winona Rider di Dracula?), The Invisible Man, Dorian Grey, Tow Sawyer, sampai Jekyll dan Hyde. Bahkan ada juga M, cuma disini cowok tapi niru James Bond banget gak sih? Jadilah film ini senyawa unsur James Bond hingga X-Men. Saking banyaknya tokoh, nyaris separuh film untuk identifikasi karakter. Plotnya sendiri terlalu datar dan tidak spektakular. Film ini bisa dianggap James Bond dengan formula low-tech dan setting lawas. Tampaknya abad lama memang telah berlalu bagi Sean Connery, seperti nasehatnya pada Shane West.


Pirates of The Caribbean: The Curse of Black Pearl
Stars: Johnny Deep, Geoffrey Rush, Orlando Bloom, Jonathan Pryce, Keira Knightley


Film ini terinspirasi arena bermain yang sangat populer di Disneyland. Walt Disney Pictures menunjuk Gore Verbinsky untuk menyutradarai film ini. Lantas menggandeng Ted Elliot dan Terry Rossio yang pernah sukses lewat Shrek dan Aladdin. Dipilihlah 2 aktor kawakan dengan kemampuan akting memukau Geoffrey Rush dan Johnny Depp bergabung dengan gadis cantik Keira Knightley dan bintang muda Orlando Bloom. Hasilnya adalah Box Office di libur musim panas tahun ini, benar-benar rumus Hollywood.
Alkisah, Jack Sparrow, perompak Laut Karibia abad ke-17 harus berhadapan dengan Perompak Hantu yang dipimpin Kapten Barbossa di Kapal Black Pearl. Untuk menghadapi musuh yang pantang mati itu, Sparrow pun bergabung dengan Will Turner. Sparrow berusaha merebut kembali harta karun yang hilang sementara Turner berusaha menyelamatkan kekasihnya Elizabeth Swann, putri Gubernur Weatherby Swann.
Nyaris semua film tentang bajak laut berakhir tragis, tenggelam di kehancuran box office. Namun ternyata film ini bernasib beda. Film ini mampu mencekam dan memuaskan hingga menit terakhir. Adegan perkelahian dan peperangan seolah tanpa akhir. Plot cukup rumit namun menarik dan tetap mudah diikuti. Walau seperti kebanyakan horror-thriller lain, bagian akhir dibiarkan terbuka sehingga memungkinkan diproduksi sekuelnya. Keunggulan utama adalah kepiawaian Geoffrey Rush dan Johnny Depp. Karakter mereka sebagai sepasang seteru mampu menahan penonton melewati puluhan perkelahian dan adu pedang yang menawan.


Novel Tanpa Huruf 'R'
Stars: Lola Amaria, Agastya, Yatty Surachman, Ine Febriyanti, Irma Hutabarat


Film ini berkisah tentang kemalangan solitarian bernama Drum, yang menjadikannya pribadi yang lekat dengan kekerasan. Ia merekam kekerasan. Catatan atas kekerasan itu terbit dalam sebuah novel. Jalan hidup Drum itu tiba-tiba menikung ketika muncul Air Sunyi yang menentang tapi membangkitkan kenangan dan traumanya.
Aria Kusumadewa membuktikan sinema Indonesia tak ketinggalan. Tak cuma mengandalkan jalan cerita, film ini pun indah secara sinematografis. Tapi Narasinya kadang-kadang kacrut. Didukung original score menawan yang digarap Fahmi Alatas (Aku Ingin Menciummu Sekali Saja) dan original soundtrack yang dinyanyikan oleh Slank.


2 Fast 2 Furious
Stars: Paul Walker, Tyrese Gibson, Eva Mendes, Cole Hauser


Kisah Brian O'Conner meninggalkan LA setelah aksi ilegalnya di film pertama, kini menjelah jalanan Miami dengan balapan jalan. Dibantu Agen Monica Fuentes dan Roman Pearce, mereka menyamar dan menjebak raja pengedar narkoba Carter Verone. Film ini mempromosikan diri sebagai "2Cool", "2Bold", "2Sexy", dan "2Tuff" dari pada jilid 1.
Sequel is tricky. Nampaknya 2 Fast 2 Furious terkena kutukan itu juga. Setelah jilid satunya, laris manis, sekuelnya segera dibuat. Tapi tak memberi kejutan apa-apa. Plotnya tak jauh beda dari yang pertama dan kebut-kebutannya bukan hal baru malah agak kacau dengan dialog-dialog yang tak perlu dan pengabaian detail. Tapi cukuplah sebagai hiburan.


Hollywood Homicide
Stars: Harrison Ford, Josh Hartnett, Lena Olin, Martin Landau dan Gladys Knight


Film komedi aksi cepat yang mempertunjukan inside look terhada kehidupan profesional dan personal dua petugas kepolisian LAPD. Joe Gavillan adalah polisi veteran yang keras dan tengah di puncak karir. Ia dipasangkan dengan polisi muda K.C. Calden yang lebih suka menjadi guru yoga dan aktor. Dengan segala kekocakan karena perbedaan mereka harus menyelidiki sebuah pembunuhan bergaya gangster kelas atas.
Film ini menambah deretan panjang komedi aksi polisi. Sayangnya, tak ada yang benar-benar berkembang walaupun rata-rata dibintangi aktor kelas Oscar. Tampaknya kali ini hal yang sama berlaku pula untuk Harrison Ford.